Lazismu Mergangsan Program Percepatan Penurunan Stunting di Kelurahan Brontokusuman

Photo Author
- Sabtu, 4 November 2023 | 13:15 WIB
 Sebanyak 6 orang baduta penyintas stunting, berupa PMT dan Paket Rendangmuá(produk olahan daging qurban dari Lazismu yang siap santap).
Sebanyak 6 orang baduta penyintas stunting, berupa PMT dan Paket Rendangmuá(produk olahan daging qurban dari Lazismu yang siap santap).

KRjogja.com, YOGYA - Penandatanganan kerja sama kemitraan antara Lazismu Mergangsan, yang diwakili Tri Haryanta selaku Kepala Kantor Layanan, dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kelurahan Brontokusuman, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta, yang diwakili Rubiyah selaku Ketua TPPS, berlangsung di Aula LKSA Yatim Putra Muhammadiyah Yogya, Jalan Lowanu Yogya, Kamis (2/11).

Hadir dalam acara penandatanganan kerja sama kemitraaan tersebut, Maryanto, SE. MM (Lurah Brontokusuman beserta jajarannya,perwakilan dari Kemantren Mergangsan,áKompol Sigit Ariyanto A (Kapolsek Mergangsan, perwakilan dari Koramil Mergangsan, drg Risa Dhana Permanasari (Kepala Puskesmas Mergangsan), perwakilan dari KUA Mergangsan,Harris Syarif Usman SH MKn (Wakil Sekretaris PCM Mergangsan),Dra Hj. Uswatun Hasanahselaku (SekretarisáPCA Mergangsan),H Jaldan Latief BSc (Kepala LKSA Yatim Putra Muhammadiyah Yogyakarta), Nugroho selaku Manager Lazismu Daerah Kota Yogyakarta, dan seluruh penerima manfaat dari program ini, baik kelompok penyintas stunting maupun resiko stunting.

Program yang ditujukan sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di Kelurahan Brontokusuman, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta ini menyasar pada 2 kelompok, yaitu Kelompok bayi di bawah usia dua tahun (Baduta) penyintas stunting, dan Kelompok ibu menyusui, ibu hamil, ibu dengan anak balita yang memiliki resiko stunting.

Relawan KL Lazismu Mergangsan, Tafak Kuruddin menjelaskan, Kelompok yang menjadi sasaran program tersebut merupakan hasil asesmen dari Puskesmas Kemantren Mergangsan Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kemantren Mergangsan Kota Yogyakarta. Kelompok tersebut juga sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu (dhuafa) yang masuk dalam kategoriáasnafáprioritas dalam pendistribusian bantuan dari Lazismu.

Program kerja sama kemitraan ini akan berlangsung selama 90 (sembilan puluh) hari kedepan, dengan bentuk bantuan yaitu untuk kelompok penyintas stunting akan dilakukan intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) setiap hari selama 90 (sembilan puluh) hari, dengan menggunakan standar gizi, anjuran dan panduan dari Dinas Kesehatan/Puskesmas. Sedangkan untuk kelompok resiko stunting akan dilakukan pemberian paket sembako setiap bulan selama 3 bulan, yang mendukung pada kebutuhan gizi dan protein keluarga.

Tri Haryanta mengungkapkan, jumlah dana yang disalurkan untuk program ini sebanyak Rp 7.500.000,- belum termasuk paket sembako yang ditujukan bagi kelompok resiko stunting. Dana yang berasal dari Zakat, Infaq/Shadaqah masyarakat di wilayah Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakartaádiharapkan mampu memberikan manfaat dan keberkahan tidak hanya bagiáMustahiq/penerima manfaat, namun juga bagiáMuzakkiádan donatur yang mempercayakan penyaluran Zakat, Infaq dan Shadaqahnya melalui Lazismu Mergangsan. Karena sejatinya Lazismu hanya sebagai saklar penghubung agaráMuzakkiádanáMustahiqábisa tersambung dan saling memberikan manfaat.

Sedangkan Rubiyah, Ketua TPPS Kelurahan Brontokusuman,aikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Lazismu Mergangsan, para Muzakki, donatur dan seluruh masyarakat yang membantu program ini, karena tujuan akhir dari program ini adalah mewujudkan Kota Yogyakarta Zero Stunting, dan itu butuh komitmen dan kerjasama dari semua pihak, baik dari unsur Pemerintah maupun dari masyarakat, terutama untuk menyongsong bonus demografi Indonesia Emas 2030-2045. (Rar)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X