Krjogja.com - YOGYA - Sebanyak 49 mahasiswa peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 3 di Unversitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang tergabung dalam Kelompok 1 Malioboro dan Kelompok 2 Parangkusumo menyelenggarakan kegiatan Kontribusi Sosial di Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis) Yogyakarta, Sabtu (18/11/2023). Kegiatan sosial ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Modul Nusantara PMM dengan mengangkat tema ‘Berbagi Kepedulian dalam Keberagaman’.
Dalam kegiatan ini para mahasiswa memberikan santunan berupa baju muslim, berbagai kebutuhan dan perlengkapan rumah tangga, serta sembako. Tak ketinggalan buku braile guna menunjang pendidikan para siswa maupun anak asuh penyandang tuna netra di yayasan ini.
Ketua panitia kontribusi sosial, M Rishan mengatakan kegiatan mengasah kepekaan sosial para mahasiswa PMM. Sebagai mahasiswa, Rishan dan para peserta lainnya ingin memberikan kontribsi bagi sesama yang membutuhkan, khususnya saat mereka berada di Yogyakarta.
“Karena ini temanya kontribusi sosial, maka yang terbesit di dalam pikiran kami adalah teman-teman yang kurang beuntung. Bagaimana kondisi mereka, kami tetap menganggap mereka itu ada,” kata Rishan disela kegiatan.
Ia mengatakan, walau para siswa maupun anak asuh di Yaketunis merupakan penyandang disabilitas namun mereka tetap memiliki hak yang sama untuk menuntut ilmu. Mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendapat pelajaran dan pengajaran serta menggapai cita-cita yang diinginkan.
Dengan kedatangan para mahasiswa PMM ini, Rishan berharap para siswa di Yaketunis tidak akan merasa sendiri. Para mahasiswa selalu ada dan siap membantu siswa di yayasan ini untuk maju bersama menuntut ilmu.
“Mahasiswa PMM juga mengajak anak asuh di Yayasan Yaketunis untuk berdiskusi dan saling berbagi pengetahuan terkait kebudayaan, sejarah, serta kesenian dari berbagai daerah di Indonesia,” kata Rishan.
Dalam kesempatan ini Rishan juga mengatakan PMM merupakan program dimana para mahasiswa dikumpulkan untuk berkuliah di perguruan tinggi yang mereka inginkan. Ini merupakan pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik (Kemenristekdikti).
Para mahasiswa PMM ini akan berkuliah selama empat bulan di UGM, mulai dari Agustus hingga Desember mendatang. Selain menuntut ilmu di kota ini, para mahasiswa juga harus belajar tentang kebudayaan yang ada di Yogyakarta.
“Setiap minggu ada Modul Nusantara. Kami diajak untuk belajar untuk mengenal budaya daerah dimana kami ditempatkan. Kami juga diajari untuk membatik dan mengenal kebudayaan lokal di Yogyakarta,” imbuhnya.
Ia berharap para mahasiswa bisa mencontoh hal baik yang ada di Yogyakarta untuk nantinya dibawa pulang ke daerah masing-masing. Kesempatan berharga ini harus dapat dimanfaatkan para mahasiswa untuk dapat mencari ilmu sebanyak-banyaknya.
Dosen Pembimbing Modul Nusantara, Dinar Nugroho Pratomo, S.Kom., M.IM., M.Cs mengatakan pertukaran mahasiswa ini diikuti peserta seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Walau mahasiswa berasal dari bebagai jurusan dan fakultas, namun mereka dituntut untuk mampu beradaptasi dan menyesuaikan dengan ilmu yang diberikan.
Seperti tujuan utama dari MBKM, bahwa mahasiswa dapat menuntut ilmu di luar bangku kuliah. Selain itu mahasiswa juga dituntut untuk dapat terampil dan mampu mengusai berbagai hal di luar bidang perkuliahan yang diambilnya.
“Misalnya mahasiswa dari Teknik, saat masuk di dalam MBKM juga harus bisa meras susu sapi. Dari Kedokteran, harus bisa memegang Teknik Komputer. Dengan demikian mahasiswa dapat mencoba berbagai hal sehingga dapat pengalaman tidak hanya pada bidangnya saja,” jelas Dinar Nugroho Pratomo didampingi Dosen Pembimbing Modul Nusantara, Diyah Utami Kusumaning Putri, S.Kom., M.Sc., M.Cs.