Muhammadiyah dan Danone Indonesia Komitmen Mengatasi Perubahan Iklim

Photo Author
- Jumat, 24 November 2023 | 17:28 WIB
Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Ir. Muhammad Nurcholis, M.Agr saat menyampaikan paparannya.
Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Ir. Muhammad Nurcholis, M.Agr saat menyampaikan paparannya.

Krjogja.com - YOGYA - Muhammadiyah berkomitmen untuk selalu menjaga kelestaria alam. Bumi sebagai tempat bernaung makhluk hidup harus terus dijaga agar tetap lestari, sehingga nyaman untuk ditempati.

Seperti isu yang hampir dalam satu dekade ini terus mengemuka, yakni permasalahan perubahan iklim. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar sangat konsen untuk turut andil dan memberikan kontribusi nyata untuk menekan dampak perubahan iklim.

“Yang namanya iklim itu memberikan kepada kita, apakah kita dalam kondisi yang nyanan atau kurang nyaman. Maslah kesehatan, masalah bagiamana flora dan fauna dapat hidup berkembang biak dengan baik jika iklim tidak sesuai,” kata Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Ir. Muhammad Nurcholis, M.Agr dalam diskusi bertema ‘Lingkungan Hidup : Kolaborasi Swasta, Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat dalam Menghadapi Perubahan Iklim’ yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DIY di Cavinton Hotel, Rabu (22/11/2023).

Ia menegaskan untuk lingkungan lingkungan agar tetap asri, Muhammadiyah tidak bisa berjalan sendiri. Didalamnya perlu peran serta berbagai pihak mulai dari masyarakat, organisasi kemasyarakatan, instansi baik negeri maupun swasta, hingga pemerintah sebagai pembuat regulasi.

“Karena itu diperlukan aksi nyata untuk menjaga iklim dengan menekan emisi karbon. Kita harus bersama-sama melakukan kolaborasi tersebut dan lantas kebijakan pemerintah, yaitu bagaimana untuk meningkatkan ketahanan iklim ini,” tegas Guru Besar Ilmu Tanah Universitas Pembangunan Nasional (UPN) ‘Veteran’ Yogyakarta dan juga Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini.

Lebih lanjut Muhammad Nurcholis menjelaskan Muhammadiyah telah membuat konsep dasar untuk memitigasi laju perubahan iklim agar bisa dikendalikan. Ia juga mengajak generasi muda untuk berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim ini.

Generasi muda menurutnya harus memahami secara praktis penyebab dari perubahan iklim. Terutama mulai melakukan hemat energi dan menggunakan energi non- fosil, seperti energi matahari, air, angin, biomassa bisa dikembangkan supaya tidak terlalu cepat dalam mengeksploitasi karbon di bumi.

“Karena semakin banyak yang dipakai energi fosil maka semakin banyak karbon yang dikeluarkan dari perut bumi, anak muda harus paham ini,” katanya.

Komitmen yang sama juga dilakukan Danone Indonesia. Melalui Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni perusahaan ini telah melakukan aksi nyata dalam dalam menjaga keberlangsungan lingkungan hidup. Berbagai gerakan lilngkungan dilakukan sebagai bagian dari visi perusahaan, tidak saja disekitar pabrik tetapi juga di tempat-tempat lain.

“Kami mendukung net zero emission pada 2050 namun di antaranya 2030 mencapai target pemenuhan jejak karbon dari operasional secara signifikan. Mulai dari penggunaan energi terbarukan, pengurangan energi fosil dan memastikan produk dihasilkan melalui sistem pertanian regeneratif. Komoditas yang dipakai tidak berasal dari lahan yang mengalami deforestasi,” katanya.

Danone Indonesia sejak tahun 2017 telah mengembangkan inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTSA) di beberapa pabrik dan memiliki komitmen untuk menerapkannya di semua pabriknya di Indonesia pada tahun 2025. Selain itu Danone berupaya memastikan penggunaan kemasan mengandung material daur ulang karena jika tidak, maka akan berkontribusi emisi gas rumah kaca.

Kemudian sistem logistik harus lebih efisien dan meminimalisasi sampah. Ia berharap sejumlah langkah pro lingkungan itu bisa diiringi iklim kondusif agar industri menjadi lebih mudah dalam memanfaatkan energi terbarukan.

Upaya lain yang dilakukan Danone adalah mendorong inisiatif pengelolaan sampah yang efisien. Untuk itu selain melakukan edukasi kepada masyarakat dan mendukung pengembangan bank sampah disekitar pabrik, Danone juga membangun infrastruktur tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST).

“Karena lagi-lagi sampah itu juga berkontribusi terhadap gas rumah kaca, apalagi kalau kita lihat sampah makanan itu secara global berkontribusi terhadap sampah sekitar 12%. Di tempat pembuangan akhir (TPA) misalnya, sampah makanan itu melepaskan gas metan. Karena itu, dengan memilah sampah sangat bisa membantu untuk menurunkan emisi gas rumah kaca,” imbuhnya.

Terkait peranserta dan kepedulian generasi muda terhadap perubahan iklim, menurutnya hal itu sangat penting, Bagaimanapun perubahan iklim adalah isu yang harus disadari oleh generasi saat ini karena menyangkut keberlangsungan bumi.

“Edukasi tentang lingkungan harus dilakukan seawal mungkin sehingga mampu mendorong generasi muda untuk berinovasi memitigasi perubahan iklim. Dengan demikian kita kita bisa mitigasi perubahan iklim ini secara lebih masif,” jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X