Empat Mempelai Nikah Bareng di Ambulans

Photo Author
- Kamis, 21 Desember 2023 | 20:01 WIB
Prosesi ijab kabul di ambulans. (Foto : Risbika Putri)
Prosesi ijab kabul di ambulans. (Foto : Risbika Putri)

Krjogja.com - YOGYA - Dalam rangka memperingati Hari Ibu dan Hari Keistimewaan Sosial Nasional (HKSN) Forum Ta’aruf Indonesia (Fortais) didukung Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta menggelar acara Nikah Bareng Restu Ibu di Panti Wreda Budhi Dharma, Kamis (21/12/2023). Acara tersebut melibatkan 4 pasangan dari yang usia muda 20 tahun dan yang paling tua usia 54 tahun. Uniknya, ijab dilakukan di dalam ambulans.

Ketua Fortais Indonesia, Ryan Budi Nuryanto mengatakan acara ini beda dari prosesi pernikahan lainnya, namun sangat sakral dibalut keunikan. Melihat penghuni Panti Wreda Budhi Dharma yang hingga saat ini terus bersemangat dalam menjalani kehidupan walaupun sebagian besar sudah tidak memiliki keluarga.

"Dalam kesempatan ini, kita ingin mengingat kondisi sekarang, telah banyak ketimpangan di tengah masyarakat. Banyaknya kekerasan terhadap orang tua dan sudah mengalami krisis krisis kemanusiaan hingga krisis pangan," ucap Ryan.

Baca Juga: Gedung Perbelanjaan Eks Ramayana di Malioboro Kini Jadi Rumah Nyai Roro Kidul

Ryan menambahkan jika konsep Nikah Bareng Restu Ibu bisa disebut pertama kali di Indonesia bahkan dunia. Ia juga mengatakan ini sebagai simbol bahwa Indonesia dan dunia ini emergency kemanusiaan di Gaza maupun di Indonesia sendiri terjadi banyak tingkat kekerasan yang hampir setiap hari kita lihat lewat media yang ditayangkan.

"Jadi kami ingin berharap bisa mengembalikan lagi spirit para manten untuk berbakti kepada orang tuanya, menyayangi orang tuanya, sebuah kasih sayang dari Yogya untuk dunia. Menginspirasi, keberkahan itu bukan dari biayanya, tapi dari restu orang tua," ucapnya.

Aksi nikah gratis tersebut diawali arak-arakan kirab empat pasangan pengantin dan 22 bridesmaid simbah putri penghuni panti, sembari meminta doa restu. Mahar pun cukup unik, bahan pangan dan madu.

"Bahan pangan seperti beras, kecap, garam, terung, dan lainnya. Madu itu punya filosofi sebagai manis dan jamu jadi pernikahan mereka. Itu kan butuh kemanisan hidup dan butuh spirit menjaga stamina," ujarnya kembali.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Yogyakarta, Drs Yunianto Dwisutono turut hadir dalam acara tersebut. Ia memiliki harapan acara tersebut sering diadakan.

"Hal ini memberikan makna Hari Ibu sangat bermanfaat bagi masyarakat, bahkan negara. Sebuah kebaikan bagi penghuni panti juga. Semoga ke depan banyak acara positif sepeeti ini. Saling berbagi kebahagiaan," tutur Yunianto.

Baca Juga: OJK Minta Perbankan Blokir 85 Rekening Pinjol Ilegal

Salah satu pasangan mempelai yang ikut hadir di Nikah Bareng Restu Ibu, yakni Mulyantarsih. Ia mengaku sangat bahagia akan adanya acara tersebut.

"Iya semoga jadi keluarga samawa sampai kakek-nenek. Sangat bahagia, apalagi orang tua saya udah tiada, jadi bisa seperti sungkem dengan ibu-ibu di sini. Sama beliau-beliau yang di panti merasakan berbagi kebahagiaan bersama kita," ucap Mulyantarsih. (*3)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X