KRjogja.com, YOGYA - Mempercepat penurunan stunting, kader pendamping diminta untuk bisa ngayemi dan ngayomi ibu-ibu sejak awal kehamilan.
Dengan perasaan ayem (tenteram) dan terayomi (terlindungi) di masa kehamilan, maka ibu-ibu hamil bisa fokus dalam menjaga kehamilan, kesehatan janinnya hingga lahir.
"Bila ada masalah kehamilan bisa segera diatasi, dengan asupan gizi yang cukup, agar anak lahir normal bebas stunting," tegas Wakil Bupati Bantul yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Joko Purnomo, Minggu (21/1) di Burza Hotel Yogya.
Di depan 400-an tim pendamping, kader, mitra dalam "Sosialisasi dan KIE Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja", Joko menegaskan stunting adalah musuh pembangunan. "Stunting mengakibatkan lahirnya generasi yang tidak tumbuh optimal mempengaruhi kualitas SDM, generasi penerus," tegasnya.
Kepala BKKBN RI dr. Hasto Wardoyo Sp OG(K) yang hadir selaku Keynote Speech mengapresiasi langkah-langkah Kabupaten Bantul sehingga 2022 meraih angka penurunan stunting tertinggi.
"Mencapai 4,2 persen. Dari 19,1 persen pada tahun 2021, menjadi 14,9 persen pada tahun 2022," jelasnya.
Hasto menjelaskan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sangat penting untuk memberikan nutrisi terbaik dari awal kehamilan. "Menuju Generasi Emas dengan Upaya Percepatan Penurunan Stunting dan Pemberdayaan Masyarakat," tegasnya
Sedang Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB), Dra. Ninik Istitarini, Apt MPH menambahkan saat ini Pemerintah Kabupaten Bantul menggeber program inovasi guna mencegah dan menurunkan angka stunting. (Vin)
