Krjogja.com - BANTUL - Mahasiswa yang tergabung dalam Forum BEM Se-DIY menyampaikan hasil temuan sepanjang mengawal proses pemilu 2024. Mereka menemukan adanya dugaan pemilu disetting sejak awal untuk memenangkan salah satu pasangan calon.
Gunawan Haramain, Koordinator Forum BEM Se-DIY, mengatakan demokrasi yang seharusya menjadi sarana bagi suara rakyat untuk menyalurkan harapannya, kini tercemar oleh tangan-tangan yang tidak bermoral dan tak bertanggungjawab atas negara dan bangsa Indonesia. 14 Februari 2024, yang seharusnya jadi momentum pesta demokrasi bagi masyarakat dengan rasa hikmat dan bijaksana justru menurut mereka tak seperti seharusnya.
Baca Juga: Berharap Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen Bela Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
"Kami dari Forum BEM Se-DIY mengawal penuh pemilu dan menemukan beberap fakta. Kami menemukan ada yang menggunakan segala cara, termasuk politik uang, intimidasi, dan propaganda, untuk mengamankan posisi mereka dan menghancurkan esensi demokrasi sejati," ungkapnya pada wartawan di kawasan Banguntapan.
Gunawan mengungkap adanya kejanggalan sistem penghitungan suara KPU dari tim IT forum BEM Jogja (Sirekap dan pemilu2024.kpu.go.id) di mana tanggal 20 Februari 2024, KPU mengakui ada 1.223 TPS salah input rekapitulasi Pilpres 2024 di Sirekap. Padahal temuan kami pada hari Sabtu tanggal 17 Februari 2024 ada kesalahan Input data TPS rekapitulasi Pilpres 2024 di Sirekap KPU 2447 (anomali data ini mash berpotensi bertambah karena proses scraping mash terus berjalan)
Baca Juga: Ternyata Ini Arti Nama Samsung yang Belum Banyak Orang Tahu
Hanya input data pilpres yang tidak bisa direvisi, sekali input langsung dianggap final. Tapi input data DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, dan DPD bisa direvisi. Kejanggalan data digital ini bukan disebabkan kesalahan yang dilakukan oleh manusia (human error) atau kesalahan sistem, tapi bersifat algoritmik. Patut diduga sistem KPU sudah direkayasa sejak awal untuk memenangkan calon tertentu. Patut diduga, sistem ini sengaja dibuka back door-nya atau disiapkan pintu belakang untuk dibobol oleh pihak tertentu untuk mengubah hasil pemilu/pilpres," sambungnya.
Sementara Ahmad Makarim Pramudita, Wakil Ketua Forum BEM Se-DIY, menambahkan pihaknya menemukan adanya server di luar negeri yang seharusnya tak sesuai aturan. Ahmad mengutip Ketua Komunitas Ciberity Arif Kurniawan, yang menemukan hasil tracking situs pemilu2024.kpu.go.id dan sirekap-web.kpu.go.id menggunakan layanan cloud yang lokasi servernya berada di RRC, Perancis, dan Singapura.
Baca Juga: PSS Andalkan Kolektivitas Tim Hadapi Bhayangkara
"Layanan cloud milik layanan penyedia internet (ISP) raksasa Alibaba. Ini jadi indikasi karena menurut aturan server harusnya berada di dalam negeri. Khawatirnya kami ada intervensi untuk data-data dalam Sirekap. Ini jelas tidak sesuai dengan PP 71 tahun 2019 pasal 20 ayat 2," tandasnya.
Forum BEM Se-DIY pun menyampaikan pernyataan sikap atas hal tersebut untuk turun ke jalan menuntut adanya perubahan. Mereka juga menilai bahwa pemilu 2024 harus dibatalkan karena diduga penuh kecurangan.
"Pilpres dan pileg diduga kuat telah direkayasa sejak awal untuk memenangkan capres dan calon legislatif tertentu. Maka demi tegaknya demokrasi, hasil Pilpres dan Pileg 2024 harus dibatalkan. Kami juga minta memecat dan mengganti seluruh komisioner KPU karena terbukti gagal melaksanakan pemilu secara jujur dan adil serta pelaksanaan Pilpres dan Pileg 2024 ulang di seluruh wilayah Indonesia," pungkas Ahmad. (Fxh)