Peneliti UGM Ungkap Kali Code Tercemar Logam Berat dan Limbah Antibiotik

Photo Author
- Jumat, 22 Maret 2024 | 13:35 WIB
Kali Code tercemar logam berat  (Istimewa)
Kali Code tercemar logam berat (Istimewa)



Krjogja.com - SLEMAN - Dosen Geografi UGM, Dr. Lintang Nur Fadlillah, M.Sc., meneliti air sungai Code dengan mengumpulkan 24 sample permukaan air dari Merapi hingga muara pantai selatan. Hasilnya, diketahui adanya kandungan senyawa logam yang sangat tinggi.

"Kalau kita lihat sedimen di Jogja ini memang kandungan logamnya tinggi. Kita mengambil sample pada limbah bengkel yang langsung dibuang ke sungai. Di Code kami kumpulkan dari Merapi hingga muara di pantai selatan," ungkapnya dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh pada 22 Maret 2024.

Secara alamiah, sungai dan danau memiliki sistem filtrasi alamiahnya sendiri. Ketika limbah atau senyawa lainnya dibawa dari hulu ke hilir, aliran sungai akan meningkatkan kualitas air sampai ke hilir.

Baca Juga: PTQ ke-54 RRI di Yogyakarta, Bawa Pesan Toleransi dan Harmoni Indonesia

Tetapi karena akumulasi logam berlebihan dan adanya sedimentasi, pencemaran tersebut menumpuk di beberapa titik dan tidak dapat difiltrasi secara alami. Riset Lintang dan tim juga turut memetakan sebaran titik penumpukan limbah dan sumber polutannya.


"Selain kandungan logam berat, kami menemukan adanya kandungan antibiotik yang berlebihan. Padahal kandungan antibiotik berlebihan tersebut bisa mempengaruhi terhadap kualitas air sungai. Kandungan antibiotik di lingkungan sungai Code ini terakumulasi dari banyak sumber, seperti dari limbah rumah sakit, limbah kimia, bahkan dari limbah peternakan," sambungnya.

Menurut Lintang, tingginya kandungan logam dan antibiotik berlebihan di sungai Code ini ditengarai akibat sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang masih lemah. Meski mayoritas limbah di sungai yang ada di Yogyakarta tidak berasal dari pabrik atau industri besar, melainkan dari rumah tangga dan usaha domestik mikro dan menengah.

Baca Juga: Bukber Bareng Media, PT GMS Pererat Silaturahmi dan Sinergitas

"Kami merekomendasikan agar pemerintah daerah turut memberikan perhatian serius pada pengelolaan IPAL di Kota Yogyakarta. Sebab sistem IPAL berperan penting dalam mengatasi masalah pencemaran air sungai. Sementara ini pengawasan IPAL untuk industri makro, seperti pabrik dan perhotelan sudah memiliki ketentuan ketat, namun untuk skala mikro seperti limbah rumah tangga belum dilakukan secara maksimal. Tidak banyak desa di Yogyakarta yang secara aktif memiliki sistem IPAL, karena keterbatasan sumber daya dan perhatian masyarakat akan lingkungan yang masih minim,” lanjut dia.

Ia mengkhawatirkan apabila sungai terus tercemar oleh logam berat dan residu antibiotik maka bisa beresiko apabila dikonsumsi oleh masyarakat. Bahkan dalam beberapa kasus, air tercemar juga menjadi penyebab munculnya kasus stunting pada anak-anak.

"Padahal Pemerintah berkomitmen untuk mencapai target poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) ke-6, yakni akses air bersih dan sanitasi. “Untuk itu, UGM turut berupaya dalam mendukung implementasi riset untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, salah satunya dengan memperhatikan kualitas air yang dikonsumsi," pungkasnya. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X