Ternyata, Keragaman Agama Justru Menguntungkan

Photo Author
- Rabu, 24 April 2024 | 13:10 WIB
  Pendeta Izzak Lattu PhD (kanan) menyampakan pandangannya pada Koferensi tahunan AICOSH yang diselenggarakan Fishum UIN Suka. (KR-Lutfi)  
Pendeta Izzak Lattu PhD (kanan) menyampakan pandangannya pada Koferensi tahunan AICOSH yang diselenggarakan Fishum UIN Suka. (KR-Lutfi)  


Krjogja.com, YOGYA - Bangsa Indonesia yang menganut berbagai agama menjadi modal besar untuk memajukan negara. Menurut Pendeta Izzak Lattu PhD yang juga dosen Universitas Kristen Satya Wacana, baik orang-orang muslim maupun Kristen lebih cenderung melihat keragaman agama sebagai sesuatu yang menguntungkan daripada merugikan.
 
“Hal ini juga tercermin di kampus-kampus keagamaan. Misalnya di Universitas Kristen Satya Wacana pada bulan Syawal ini mengadakan acara Halal Bihalal. Sedang di UIN di akhir tahun biasa mengadakan Natalan,” kata Pendeta Izzak Lattu.
 
Hal ini disampaikan pada konferensi internasional Annual International Conference on Social Science and Humanities (AICOSH 2024) bertema “Mainstreaming Indonesian Islam: Social Sciences and Humanities Perspectives”, yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) UIN Sunan Kalijaga di Hotel Grand Rohan, Selasa (23/4).
 
Konferensi juga menampilkan narasumber Prof Dr Greg Barton dari Deakin Univeristy Australia, Prof Dr Fritz Schulze (Gottingen University, Jerman), Dr Sophia Arjana (Western Kentucky University, USA), Andri Rosadi PhD (UIN Suka), Dr Pihasniwati SPsi MA Psikolog (UIN Suka), dan Dr Mokhamad Mahfud (UIN Suka).
 
Mengutip data dari Kemenag RI, Pendeta Izzak Lattu mengungkapkan, warga Indonesia terdiri 87 persen muslim dan 11% Kristen. Jadi sekitar 242 juta muslim and 29 juta Kristen tinggal di Indonesia. Sedang yang sekitar 2% beragama Hindu, Budha, Khonghucu dan lainnya.

Menurutnya, sangat sedikit para pemeluk agama tersebut yang mengatakan (masing-masing 6%) bahwa memiliki campuran agama, etnis, dan budaya yang berbeda membuat Indonesia menjadi tempat yang lebih buruk untuk ditinggali.  
 
“Umat Kristen lebih cenderung merasa bahwa keragaman membuat negara ini lebih baik,” katanya.
 
Sementara itu Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Drs KH Yudian Wahyudi MA PhD saat menyampaikan keynote speech mengatakan, konferensi internasional BICOSH 2024 oleh FISHUM UIN Suka ini merupakan perhelatan intelektual yang menawarkan diskursus ilmu sosial dan humaniora dengan tema yang sangat relevan dan menantang: "Mainstreaming Indonesian Islam: Social Sciences and Humanities Perspectives".
 
Tema ini memberi ruang luas kepada kita di Indonesia untuk menunjukkan kekhasan dan karakteristik Islam Indonesia kepada dunia.
 
“Semoga dua hari penuh inspirasi ini membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang peran penting Islam Indonesia, dan memberikan wawasan baru yang memperkaya kajian sosial dan humaniora, dan menawarkan kontribusi pada dunia,” harapnya. (Fie)

 
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X