Tangani Persoalan Sampah di Yogya, Pemda Perlu Tingkatkan Komunikasi dengan Warga di Medsos

Photo Author
- Kamis, 6 Juni 2024 | 10:55 WIB
Naura Iftika menyampaikan hasil analisis big data soal isu sampah  (Foto : Devid Permana)
Naura Iftika menyampaikan hasil analisis big data soal isu sampah (Foto : Devid Permana)

Krjogja.com - YOGYA - Pares Indonesia, sebuah lembaga analisis resiko dan penyelesaian politik yang berbasis di Yogyakarta melakukan riset analisis big data untuk memetakan masalah sampah yang ada, baik di tingkat nasional maupun di tingkat DIY.

Analisis big data sebagai representasi suara masyarakat diharapkan dapat menjadi penghubung antara pemerintah dengan komunitas di akar rumput.

Peneliti Pares Indonesia, Naura Iftika menuturkan, pengumpulan big data terkait sampah dilakukan mulai 1 Januari 2023-15 Mei 2024.

Sumber datanya berasal dari platform media sosial Twitter/X, media massa online (artikel/berita) dan Google Trends. Untuk mereduksi data, digunakan beberapa kata kunci seperti sampah, pengelolaan sampah, TPA dan bank sampah.

Baca Juga: Budidaya Ayam Leghorn, Gizi Terpenuhi, Cuan Mengalir

"Jumlah data yang terkumpul yaitu di Twitter sebanyak 4.133 tweet dan berita sebanyak 6.048 artikel," terang Naura dalam acara rilis analisis big data berjudul 'Trending Sampah: Mencari Solusi Berkelanjutan dari Diskusi Netizen di Sosial Media' di BRI Work Fisipol UGM, Rabu (5/6/2024).

Menurut Naura, dari analisis big data diperoleh ringkasan kunci, antara lain dalam isu sampah ini Yogyakarta menjadi kota yang mendapat sorotan paling tinggi, disusul Bandung dan Jakarta. Wacana yang mengelilingi isu sampah yakni kota, pembuangan dan pengelolaan.

"Sentimen masyarakat terkait isu sampah ini didominasi sentimen negatif," ujarnya.

Baca Juga: Buruh Sukoharjo Keberatan Program Tapera

Lebih lanjut dikatakan Naura, dari analisis big data ini diperoleh kesimpulan, di antaranya, jumlah akun media sosial resmi pemerintah daerah yang memposting tentang permasalahan sampah, masih sedikit.

Artinya, pemerintah daerah perlu meningkatkan komunikasi dengan masyarakat melalui media sosial mengenai pengelolaan sampah.

Setelah presentasi hasil analisis big data, dilanjutkan tanggapan dari tiga narasumber yang dihadirkan, yaitu Bambang Suwerda (Pengelola Bank Sampah Gemah Ripah), Nur Azizah SIP MSc (Dosen Fisipol UGM) dan Kusno Wibowo ST MSi (Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY) dengan host Devy Dhian Cahyati MA (Koordinator Departemen Riset Pares Indonesia). (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X