KRjogja.com - YOGYA - Kita wajib hati-hati mengartikan merdeka belajar. Ki Hadjar tidak pernah menggunakan istilah itu. Jangan sampai merdeka belajar oleh siapa pun diartikan sebagai liberalisme pengajaran.
Kita harus tetap terpikir adanya 'wajib belajar' agar kita mampu mengolah kekayaan kita yang melimpah ini agar kita bisa menjadi tuan di negeŕi sendiri.
Demikian Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa Ki Prof Dr Sri Edi Swasono dalam sambutan tertulis yang dibacakan Ketua Harian Ki Gandung Ngadina pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Persatuan Tamansiswa Bimbingan Jateng-DIY dan Wanita Tamansiswa Jateng-DIY di Balai Persatuan komplek Pendapa Tamansiswa Yogyakarta, Kamis (13/6).
Rakerda yang berlangsung satu hari tersebut bersama-sama Persatuan Tamansiswq dan Wanita Tamansiswa.
Pembukaan dilakukan oleh Ketua Harian Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa Ki Gandung Ngadina, sedang penutupan oleh Panitera Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa Ki Saur Panjaitan.
Saat pembukaan dan penutupan bersama-sama Persatuan Tamansiswa dan Wanita Tamansiswa di Balai Persatuan. Tetapi saat rakerda Persatuan Tamansiswa tetap di Balai Persatuan, sedang Wanita Tamansiswa pindah di Gedung Data tapi masih satu komplek.
Pada kesempatan itu Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa memberikan penghargaan Satyakarti kepada 11 orang anggota Tamansiswa yang sudah mengabdi di Tamansiswa selama 25 tahun atau lebih secara terus menerus.
Rakerda Persatuan Tamansiawa dengan tema 'Dengan semangat tertib damai maju bersama menjaga eksistensi Tamansiswa'. Saat pembukaan pada laporannya Pembimbing Daerah Persatuan Tamansiswa Jateng-DIY Drs Maryono menyebutkan peserta rakerda 32 cabang dan satu dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Menurutnya rakerda adalah untuk evaluasi kinerja sesuai program. "Kita semua senang bisa bertemu tukar pikiran untuk kemajuan Tamansiswa,"kata Maryono.
Sementara Ketua Pengurus Daerah Wanita Tamansiswa Jateng - DIY Nyi Eni Tri Setyowati melaporkan ada 21 cabang yang mengikuti rakerda tersebut. Tema rakerda Wanita Tamansiswa adalah 'Wanita Tamansiswa bersinergi dalam mendidik anak dengan sistem among'.
Sementara Ketua Umum Badan Pusat Wanita Tamansiswa Nyi Tri Yuli Setyasari SSn mengajak semua warga Wanita Tamansiswa untuk bersinergi dengan Persatuan Tamansiswa. Anggota Wanitas, bisa terdiri dari pamong (guru dan karyawan) juga bisa dari istri pamong bahkan sekarang terbuka bagi alumni. (War)