Krjogja.com - YOGYA - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta melakukan advokasi untuk program 'Bersama Pendampingan Kewirausahaan di Sekolah (Berperisa)' bagi SMK-SMK se DIY khususnya jurusan tata boga dan jurusan pengolahan hasil pertanian dan laut di Hotel Tara Yogyakarta, Kamis (4/7/2024). Advokasi diikuti sebanyak 30 SMK.
Kepala BBPOM Yogyakarta Bagus Heri Purnomo SSi Apt menuturkan, Berperisa merupakan program dari BBPOM Yogyakarta untuk memfasilitasi wirausaha sekolah memiliki nomor izin edar untuk produknya. Program ini merupakan pengembangan dari dua inovasi pelayanan publik yang sebelumnya telah ada yaitu, 'Berpendar' dari BBPOM Yogyakarta yang menyasar UMKM dan inovasi 'Momenku Siap Berkemas' dari Disdikpora DIY.
Baca Juga: Imah Kopi, Dulu Tempat Uji Nyali Kini Jadi Pusat Ngopi Seru dan Estetik
"Jadi tujuan advokasi dan pendampingan program Berperisa ini adalah wirausaha sekolah (SMK) nantinya akan mempunyai nomor izin edar untuk produknya, sehingga terjamin keamanan mutunya," terang Bagus kepada wartawan di sela kegiatan. Turut hadir menyampaikan materi, Paniradya Pati, Paniradya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho SP MSi.
Menurut Bagus, setelah advokasi program Berperisa ini, dilanjutkan pendampingan kepada SMK sekaligus untuk melihat kesiapan fasilitas produksinya. Target jangka pendeknya (sekitar 2 bulanan) dihasilkan 5 SMK yang memiliki nomor izin edar untuk produknya, jangka menengah 15 SMK dan jangka panjangnya (1 tahun) semua SMK yang didampingi (30 SMK) telah mempunyai nomor izin edar. "Tidak hanya SMK, kedepan program ini juga bisa untuk sekolah vokasi atau sekolah tinggi, yang tentunya telah disurvei terlebih dahulu," katanya.
Baca Juga: Jadi Kiper Inti di Barito Musim Lalu, Ega Rizky Ungkap Alasan Pilih Kembali ke PSS
Lebih lanjut dikatakan Bagus, Paniradya Kaistimewan DIY merupakan salah satu stakeholders/kolaborator yang mendukung program BBPOM Yogyakarta mulai dari program Berpendar dan Berperisa. Sehingga kegiatan ini mendapat dukungan danais melalui OPD/dinas terkait yang digunakan untuk memfasilitasi wirausaha sekolah. "Jadi wirausaha sekolah tidak dipungut biaya sampai keluar nomor izin edar produknya," pungkasnya. (Dev)