Kongres Auditor Internal 2024, Terbitkan Rekomendasi Keamanan Siber

Photo Author
- Jumat, 12 Juli 2024 | 13:25 WIB
Konferensi pers usai Konferensi Auditor Internal (KAI) 2024 di Hotel Tentrem Yogyakarta.  (Atiek Widyastuti)
Konferensi pers usai Konferensi Auditor Internal (KAI) 2024 di Hotel Tentrem Yogyakarta. (Atiek Widyastuti)


Krjogja.com, YOGYA - Selama dua hari Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) menggelar Konferensi Auditor Internal (KAI) 2024 di Hotel Tentrem Yogyakarta, Rabu-Kamis (10-11/7).

Mengangkat tema 'Meningkatkan Peran Audit Internal Sebagai Penggerak Nilai di Era Digitalisasi', KAI 2024 menghasilkan sejumlah rekomendasi. Salah satunya menekankan pentingnya pengamanan siber dalam audit internal.

"Ini berdasarkan Global Risk Report 2024 yang diterbitkan World Economic Forum (WEF). Dimana risiko keamanan siber masuk dalam 10 besar risiko global yang paling diwaspadai," kata Ketua Umum YPIA dalam jumpa pers usai konferensi, Kamis (11/7) malam.

Baca Juga: Mobil Milik Leasing Terbakar di Bawah Jembatan Flyover Palur

Dalam kesempatan tersebut juga dijelaskan, jika tantangan terkini di dunia audit internal pada sektor publik, swasta dan BUMN. Salah satunya adalah respon di bobolnya data oleh hacker atau serangan ransomware pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Surabaya belum lama ini.

"Perlu mitigasi risiko keamanan siber. Karena pada dasarnya selama internet masih menyala, risiko itu selalu ada. Sama seperti ponsel kita ini. Karena terhubung internet, maka siapa saja datanya berpotensi dibobol," ungkapnya.

Untuk rekomendasi pertemuan tersebut disampaikan oleh Ketua Panitia KAI 2024 Pionir Harapan. Pertama, organisasi atau perusahaan disarankan mengenbangkan dan menerapkan rencana tanggap insiden yang efektif dalam menangani siber.

Baca Juga: Mengukir ulang masa depan cagar budaya Antara

Kedua, audit internal melakukan audit berbasis risiko yang fokus pada risiko tertinggi termasuk evaluasi keamanan siber dan kebijakan akses data. Ketiga, auditor internal harus meningkatkan kemampuan melalui pelatihan reguler terkait ancaman siber.

"Keempat, pimpinan organisasi sebaiknya mengadopsi teknologi keamanan siber seperti enkripsi data, firealla canggh dan sistem deteksi intrusi," katanya.

Kelima, menekankan para staf untuk membangun kerja sama yang kuat dengan divisi IT dan ahli keamanan siber. Keenam, melakukan penilaian kesiapan dan kematangan digital untuk memastikan semua langkah keamanan siber dengan standar terbaik.

Baca Juga: Pindahan Ibu Kota, PUPR: Kantor Kemenko 1 di IKN untuk akomodasi petugas upacara HUT RI

"Rekomendasi ketujuh, mempersiapkan karyawan terkait ketrampilan mereka dalam menghadapi perubahan teknologi," katanya.

Inspektur II Sekjen DPR RI Furcony Putri Syakura menyambut baik hasil dari konferensi tersebut. Apalagi dalam kesempatan itu, Setjen DPR RI sengaja menyertakan belasan auditor internalnya untuk bertukar ilmu. "Kami paham betul, salah satu isu terkini itu berkaitan dengan keamanan data dan tentu saja jadi pertimbangan kedepannya agar diperkuat," ungkapnya. (Awh)

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X