Krjogja.com Yogya Pesantren Darul Ashom, yang telah lama dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan agama terkemuka, kini semakin meneguhkan komitmennya terhadap pendidikan inklusif. Dengan peningkatan jumlah santri yang memiliki kebutuhan khusus, khususnya dengan hambatan pendengaran, pesantren ini mengambil langkah signifikan dalam mengembangkan kecakapan para gurunya.
Tim pengabdian dosen Universitas Negeri Yogyakarta telah berhasil menangkap visi misi tersebut dan menjadikan dasar dalam mengadakan kegiatan bagi para guru di pondok pesantren darul ashom pada hari Senin, 15 Juli 2024. Kegiatan yang bertajuk analisis kecakapan guru ini diberikan sebagai salah satu upaya dalam membantu mewujudkan pendidikan inklusif.
Guru menjadi salah satu pemegang kunci dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran. Di sisi lain, gayung bersambut dengan pentingnya pendidikan inklusif saat ini yang di harapkan terus dapat melakukan inovasi pembelajaran. “Hal itulah yang menjadi dasar dalam kegiatan pengabdian kami” pangkas Prof. Dr. Hermanto, M.Pd selaku ketua tim pengabdian.
Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Bisa Dicapai dengan Usaha Lestari
Kehadiran tim pengabdian mendapatkan sambutan yang hangat dari Ustadz Abu Kahfi selaku pimpinan pondok dengan harapan adanya terus saling kolaborasi untuk aktivitas yang positif dan bermanfaat untuk guru maupun siswa di pondok pesantren darul ashom.“Kegiatan ini kami awali dengan penyiapan instrument kebutuhan untuk mengetahui kecakapan yang sudah dimiliki oleh guru di pondok pesantren” ujar Dr. Bayu Pamungkas, M.Pd selaku tim pengabdian.
Setelah penguatan kepada para guru melalui penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab. Antusias dari para guru mulai terlihat saat salah satu guru memberikan pertanyaan terkait tindak lanjut dalam upaya memfasilitasi peningkatan kapasitas guru berdasar kecakapan yang dimiliki.
“Apakah memungkinkan jika setelah ini kami mendapatkan pendalaman ketrampilan yang kami minati dan mendapatkan sertifikat kompetensi” pertanyaan Ustadzah Rica.
Baca Juga: RUPTL Terbaru akan Menjadi yang Terhijau Sepanjang Sejarah
Dengan lugas Erma Kusumawardani selaku anggota tim pengabdi memberikan tanggapan terkait adanya peluang kerjasama untuk dapat melaksanakan pendampingan dalam peningkatan kapasitas guru hingga mendapatkan sertifikat kompetensi melalui lembaga pendidikan nonformal. Sebelum kegiatan di akhiri, tim pengabdi melakukan diskusi informal dengan para guru untuk mengetahui kecakapan yang sudah dan menjadi minat oleh para guru dengan metode pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh tim pengabdi.
“Semoga kegiatan yang kami lakukan dapat menjadi stimulant dalam peningkatan kecakapan guru di samping dalam penyusunan kurikulum pendukung untuk siswa yang berbasis kecakapan hidup” tutur Prof. Dr. Hermanto, M.Pd saat menutup kegiatan. (*)