KRJOGJA.com YOGYA - Upaya peningkatan produktivitas bawang merah melalui riset kesehatan tanaman dan pengelolaan unsur hara digeber dengan penelitian di kawasan pesisir, sentra penghasil bawang merah di DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur dan NTB dari 2021 - 2025.
"Workshop sebagai bagian dari riset untuk mendiseminasikan hasil riset ini kepada pengguna yaitu Dinas Pertanian di empat provinsi di atas," tutur anggota Tim Periset dari UGM Dr Arif Wibowo kepada KR, di sela Workshop “Kesehatan Tanaman dan Manajemen Pemupukan pada Sistem Tanam Bawang Merah- Cabai–Padi di Kawasan Pesisir Indonesia” yang berlangsung 13 - 15 Agustus 2024 di Auditorium Hardjono Danoesastro, Fakultas Pertanian UGM.
Hari terakhir pada Kamis (15/8) dilakukan kunjungan ke lokasi pertanian Bawang Merah di kawasan pesisir Sanden Bantul. "Kunjungan untuk melihat langsung hasil pertanian bawang merah setelah riset," ucap Arif didampingi Peneliti dari BRIN Dr Arlyna Budi Pustika.
Disebutkan kerjasama penelitian antara University of Queensland, Kementerian Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dengan dukungan Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR). "Workshop juga menghadirkan narasumber Prof Sri Hendrastuti dari IPB," jelasnya.
Disebutkan Riset dari Tim meliputi organisme pengganggu tumbuhan, pengelolaan penyakit tanaman, upaya menekan pestisida dengan teknologi ramah lingkungan, pengelolaan penyakit pada bawang merah untuk tekan pestisida (plant growth promoting rhizobacteria), fungisida (pestisida untuk jamur), juga menggandeng swasta penyedia benih PT East West dan PT BISI Int. (Vin)