Nicholas Saputra Jumpa Audience di Artjog, Cerita Audio Visualkan Serat Centhini 'Bagian Empat Puluh Malam Dan Satunya Hujan'

Photo Author
- Kamis, 22 Agustus 2024 | 19:55 WIB
Seniman Pembacaan Serat Centhini saat berfoto bersama audience di Artjog 2024 (FX Harminanto)
Seniman Pembacaan Serat Centhini saat berfoto bersama audience di Artjog 2024 (FX Harminanto)


Krjogja.com - YOGYA - Nicholas Saputra, Didik Nini Thowok, Iwan Yusuf dan Elizabeth Inandiak berelasi langsung dengan audience dalam gelaran Artjog 'Ramalan', Kamis (22/8/2024) petang. Dalam acara yang juga mendapat suport dari Bhakti Budaya Djarum Foundation, mereka menceritakan proses berkreasi, mencipta karya yang dipertunjukkan di salah satu ruang JNM, dalam Artjog tahun ini.

Nicholas Saputra dan Happy Salma berkarya lewat suara, merespon almarhum Gunawan Maryanto (Cindil) yang juga bertindak sebagai sutradara. Suara keduanya lantas dipadukan dengan karya rupa dari Irwan Yusuf yang merespon bentuk kamar, ranjang perahu dan visualisasi tokoh dalam serat Jawa tersebut.

Nicho menceritakan ide membuat karya audio bersama Happy Salma muncul saat masa pandemi Covid di mana ruang bergerak sangat terbatas. Nicho bahkan harus mengubah kamarnya menjadi studio untuk merekam cerita yang ada dalam Serat Centhini itu.

Baca Juga: Honda Premium Matic Day Sapa Pengunjung Pusat Belanja

"Saat itu Happy menggagas project Sandiwara Sastra untuk tetap berkarya di tengah keterbatasan Covid. Saya bicara dengan Happy, tentang Serat Centhini karya ibu Elizabeth, saya sangat suka karyanya. Ada satu chapter yang sangat dekat dengan saya, yakni judul Bagian Empat Puluh Malam Dan Satunya Hujan. Cerita ini tentang kesabaran dan itu sangat menyentuh untuk saya," ungkap Nicho.

Keputusan menarasikan dalam bentuk audio diakui Nicho karena ia dan Happy Salma pernah berada masa di mana audio begitu berjaya. Ia pun ingin membebaskan imajinasi pendengarnya dalam membangun theatre of mind.

"Saya datang ke Artjog, membaca kemungkinan menampilkan dalam bentuk audio dan visual. Kami bayangkan orang bisa mendengarkan dengan khusyuk dan bisa membayangkan dari sudut pandang Centini.
Saat inilah saat yang tepat. Kita kerjasama dengan Mas Iwan dan Mas Didik. Inilah mengapa terjadi karya ini," sambung pemeran Rangga dalam Ada Apa Dengan Cinta ini.

Baca Juga: Road to Kongres ISEI XXII 2024 Bahas Program Strategis Pembangunan Ekonomi 2025-2029

Penjelasan Nicho disambut Iwan Yusuf yang mengutarakan bahwa ia sempat mundur dari proyek kolaborasi karena merasa tak menguasai karya seni Jawa. Iwan yang asli Gorontalo akhirnya berani setelah menyelam lebih dalam, membaca karya Serat Centhini.

"Saya tak banyak mengenal sastra Jawa, jadi awalnya antara senang dan ragu. Ini sastra besar, sempat saya mundur karena ragu. Tapi setelah membaca, membuat saya berimajinasi tentang ranjang. Ranjang diilustrasikan sebagai perahu ada haluan dan buritan. Saya menemukan penyambung dengan konsep karya saya selama ini," tandasnya.

Dalam momen tersebut, Didik Nini Thowok dan Elizabeth Inandiak juga sempat menceritakan bagaimana mereka berproses, berjumpa dan membawa terbang jauh karya dari Serat Centhini. Didik dan Elizabeth tampil dan berdiskusi di panggung Artjog, Kamis (22/8/2024) malam.

Baca Juga: Convoy Merdeka, Puluhan Bikers Honda Rayakan Hari Kemerdekaan di Yogyakarta

"Dari Serat Centhini yang kalau orang Jawa bilang pulungnya di saya, saya bisa ke Barcelona dan beberapa negara untuk mementaskan. Elizabeth memilih saya untuk memerankan," tandas Didik.

Sejurus, Elizabeth juga menyampaikan terimakasih pada Kasunanan Surakarta yang menciptakan Serat Centhini sejak abad ke-19 silam dengan sangat indah. Ia merasa punya keinginan untuk menyampaikan secara lebih baru sesuai era abad 21 dengan sama indahnya.

"Centhini ini sejak awal adalah akulturasi. Saya senang sekali dengan karya kolaborasi ini yang luar biasa, bisa melintasi budaya, negara, suku dan waktu juga," tandasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X