Krjogja.com - YOGYA - Dalam rangka penerapan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) menjadi tuan rumah Forum DPSP Borobudur bersama pentahelix lintas sektor pariwisata, di Aula Kantor BOB, Jumat (23/8/2024).
Tema utama Forum DPSP Borobudur yakni pengembangan aksesibilitas pariwisata melalui udara, laut dan darat, terutama pembukaan rute penerbangan baru melalui Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) serta pembentukam tim koordinasi kepariwisataan DIY untuk memajukan pariwisata bersama lintas sektor pentahelix.
Hal ini sejalan dengan upaya mendorong potensi makro ekonomi Indonesia, utamanya devisa yang diharapkan pariwisata menjadi penyumbang terbesar. Kesiapan aksesibilitas infrastruktur dan transportasi yang terintegrasi menjadi kunci pembangunan ekosistem kepariwisataan yang berkelanjutan.
Direktur Utama BOB, Agustin Peranginangin menjelaskan pihaknya mendukung pentahelix pariwisata untuk meningkatkan pilar aksesibilitas, amenitas dan atraksi serta menangkap peluang dengan beberapa infrastruktur yang akan dikembangkan di Yogyakarta. Adanya tol Jogja Solo juga bandara YIA diharapkan bisa menjadi daya dukung pariwisata di kawasan Super Prioritas tersebut.
"Tol Jogja Solo merupakan salah satu infrastruktur yang tengah dibangun. Selain itu, pengoptimalan Bandara YIA yang pada tahun 2023 tercatat 4.307.742 penumpang berdasarkan data dari Angkasa Pura I tetapi kapasitas maksimal YIA adalah 20 juta orang per tahun. Ini tentu menjadi hal yang perlu kita ambil peluang bersama,” ungkap Angin.
Saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) tidak lagi fokus mengejar angka kunjungan wisatawan di Indonesia saja. Namun lebih fokus pada usaha mendorong pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism di Indonesia dengan length of stay (lama tinggal) dan expenditure (pengeluaran) wisatawan meningkat menjadi USD 2.777 per orang.
"Singkatnya, sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan adalah konsep berwisata yang dapat memberikan dampak jangka panjang yang positif. Baik itu terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung," tandasnya.
Dalam upaya mengembangkan sustainable tourism, Kemenparekraf/Baparekraf mengeluarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Pariwisata Berkelanjutan yang memiliki empat pilar fokus yang dikembangkan. Di antaranya pengelolaan berkelanjutan (bisnis pariwisata), ekonomi berkelanjutan (sosio-ekonomi) jangka panjang, keberlanjutan budaya (sustainable culture) yang harus selalu dikembangkan dan dijaga, serta aspek lingkungan (environment sustainability).
Berbekal 4 pilar utama tersebut, tren pariwisata berkelanjutan akan menjadi kegiatan berwisata yang banyak diminati wisatawan. Tidak sekedar berlibur, setiap wisatawan juga tetap memerhatikan protokol berwisata yang berkaitan dengan kesehatan, keamanan, kenyaman, dan kelestarian alam.
Dalam kesempatan yang sama, GKR Bendara selaku Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY menyampaikan bahwa mengingat stabilitas dunia, saat ini DIY berfokus untuk menggarap wisatawan dari Asia Tenggara (ASEAN). Selain itu, Yogyakarta juga berharap dapat menyasar wisatawan mancanegara dari Jepang, Belanda, Belgia, Jerman, dan Perancis sebagai pelengkap.
"Kita perlu utamakan MICE, Wellness, Weekend dan Long Weekend di tahun ini. Tahun 2025 fokus ke Desa Wisata dan Sports Tourism. Di 2026 MICE, Wellness, Weekend Long Weekend, Shopping dan Lifestyle. Promosi Sustainable Tourism perlu kita mulai bersama tahun depan. 2026 bersama kita juga promosi besar-besaran untuk market Thailand. Diharapkan bisa membahas inclusive tourism yang berkebutuhan khusus seperti difabel," ungkap Bendara.
Selain itu upaya InJourney yang merupakan BUMN bidang Pariwisata cukup gencar. Salah satunya adalah pembukaan rute penerbangan direct Bangkok - YIA dan penataan Candi Borobudur untuk menarik pasar pilgrimage tourism.
Bandara YIA juga memberlakukan insentive bagi para maskapai hingga event organizer dalam periode tertentu untuk dapat mendatangakan wisatawan yang mendarat di YIA ataupun kemudahan dalam memasang iklan bagi event organizer. Dari forum ini maka peran serta dan keberadaan pentahelix, serta dengan melalui fungsi dan kewenangannya masing-masing pihak diharapkan bisa menggerakkan roda pembangunan serta mengembangkan pariwisata berkelanjutan Indonesia secara masif dan sustainable tourism guna meningkatkan perekonomian masyarakat.
Pada kegiatam forum ini turut hadir yakni Plt. Kadispar DIY, Agus Priyono ; Ketua BPPD DIY, GKR Bendoro ; GM Bandara YIA, Ruli Artha ; Direktur Komersial PT TWC, Hetty Herawati; Direktur Destinasi Pariwisata BPOB, Neysa Amelia; Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BPOB, Bisma Jatmika ; Kabag Pamobvit Polda DIY, Witry Haryano; Ketua GIPI, Bobby Ardyanto, serta perwakilan Dinas Pariwisata Kota- Kabupaten di DIY, Puspar UGM dan dari Media. (Fxh)