KRjogja.com - Yogyakarta - Warga Kalurahan Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta tumpah ruah memenuhi kawasan Jalan Ireda menyaksikan dan mengikuti event Ireda Fest 2024, Sabtu (21/9/2024).
Gelaran rutin tahunan tersebut dimanfaatkan warga untuk menunjukan segala potensi yang dimiliki, baik bidang ekonomi maupun seni dan budaya.
15 kesenian yang didominasi seni tari, ditampilkan warga dari 13 Rukun Warga (RW) yang ada di Keparakan.
"Tampilan ada 15, dimana 13 diantaranya adalah seni pertunjukan dari 13 RW. Banyak tarian klasik yang berasal dari sanggar-sanggar seni yang ada di tengah masyarakat," jelas Lurah Keparakan Yusup Ahbari ST, di sela malam Pentas Seni.
Gelar potensi seni dan UMKM Ireda Fest, disebutnya menjadi ruang yang diciptakan oleh Kalurahan Keparakan untuk mewadahi potensi yang dimililiki.
Kegiatan ini menjadi tempat untuk membantu mempromosikan segala potensi milik masyakarat. "Harapannya, dengan Ireda Fest 2024, masyarakat semakin terberdayakan untuk terus maju dan bisa tersejahterakan dengan potensi yang ada," tegas Yusup.
Ada lebih 100-an UMKM milik warga Kampung Dipowinatan, Pujokusumqn, Keparakan Lor, Keparakan Kidul, antusias memadati tenda-tenda bazar.
"Alhamdulillah, laku Pak. Lumayan ramai acaranya sejak pagi. Disyukuri meriah acaranya," ujar Dwik, salah satu UMKM dari kampung Dipowinatan yang berjualan nasi bakar.
Dalam tatanan rencana pengembangan wilayah, Kelurahan Keparakan memiliki keunggulan yang tidak dimiliki wilayah lain. Di Keparakan terdapat empa zona potensi, yang diwakili oleh masing-masing Kampung.
Dipowinatan sebagai kampung wisata, Pujokusuman sebagai kampung seni budaya, Keparakan Lor sebagai kampung kuliner dan Keparakan Kidul sebagai kampung industri kecil.
Mantri Pamong Praja Kemantren Mergangsan, Pargiyat, mengutip sambutan tertulis Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto menyebut, di Keparakan ada potensi sentra kerajinan kulit yang memproduksi sandal, tas, sepatu, batik maupun kaos serta sentra industri jamu dan ada Pokmaswas Mina Code.
Pada seni budaya, ada pertunjukan Ramayana, sanggar tari klasik, pembuatan wayang dan seni gladen jemparingan.
"Ada pula Sanggar Pasinaon Sesorah Basa Jawi Pamapami Ngudi Ilmu, Sanggar Tari Hasta Maheswari, Bregada Wedhung Baswara, Kelompok Karawitan Ngudi Laras, Teater Sanggar OBAH dan Ketoprak Catur Manunggal Budaya," debutnya.
"Selain itu, setiap tahun ada tradisi Kenduri Suro, Merti Golong-Gilig Kampung Dipowinatan serta event budaya Apeman pada momen bulan Ruwah. Termasuk juga Gelar Seni Budaya UMKM Ireda Fest ini," pungkas Pargiyat. (Sal)