Tenang Tapi Berbahaya, Apa Itu Rip Current?

Photo Author
- Jumat, 31 Januari 2025 | 12:10 WIB
Upaya penyelamatan korban yang hanyut di laut selatan Pantai Parangtritis. (Judiman)
Upaya penyelamatan korban yang hanyut di laut selatan Pantai Parangtritis. (Judiman)

KRjogja.com - YOGYA - Keindahan pantai yang penuh pesona menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Namun di balik keindahannya, ada sesuatu yang harus diwaspadai, yakni keberadaan rip current.

Meski tampak tenang, ternyata air laut juga membahayakan. Fenomena rip current menjadi salah satu penyebab utama banyaknya kasus wisatawan yang terseret ombak dan tenggelam.

Definisi Rip Current mengutip dari maritim.bmkg.go.id, rip current adalah arus kuat dari air laut yang bergerak menjauh dari pantai. Meski tampak tenang, arus ini bahkan dapat menyapu perenang terkuat sekalipun ke laut.

Baca Juga: Ini 4 Jalur Penerimaan Murid Baru SPMB

Terjadinya rip current disebabkan oleh adanya pertemuan ombak yang sejajar dengan garis pantai. Fenomena ini menyebabkan terjadinya arus balik dengan kecepatan arus yang tinggi.

Terkait arus yang dihasilkan ini, kecepatannya bervariasi. Kecepatan arus ini bergantung pada kondisi gelombang, pasang surut, dan bentuk pantai.

Adapun rip current yang telah diukur kecepatannya dapat melebihi 2 meter per detik. Tak heran, jika arus balik ini sangat berbahaya bagi wisatawan pantai.

Baca Juga: Amphuri Dukung Penerbangan Langsung dari YIA

Ciri-Ciri Rip Current

Jika diperhatikan dengan saksama, ada beberapa ciri-ciri atau tanda rip current yang bisa diwaspadai. Rip current berbeda dengan ombak biasa maupun pasang surut air laut.

Berikut beberapa ciri-ciri rip current:

- Adanya perbedaan warna air

Ciri-ciri utama rip current adalah area yang memiliki warna air berbeda dengan sekitarnya. Area rip current memiliki warna yang lebih gelap dari sekitarnya.

- Air tampak tenang

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X