Krjogja.com - YOGYA - Sekda DIY, Beny Suharsono, mengatakan bahwa saat ini Pemda DIY tidak bisa memprioritaskan pembangunan lanjutan Stadion Mandala Krida di tahun 2025 ini. Namun Pemda DIY membuka pintu bagi manajemen PSIM jika akan melakukan pembangunan lampu yang menjadi prasyarat stadion Liga 1.
Beny mengatakan, Pemda DIY sudah mengusulkan renovasi Mandala Krida termasuk menambah lampu dan scoring board sebelum adanya rencana tuan rumah Piala Dunia beberapa tahun lalu. Bahkan Pemda sudah bersurat ke KPK untuk membangun kembali Mandala Krida yang renovasinya menyisakan persoalan korupsi.
Baca Juga: Tolak Dualisme Kepemimpinan DPP, GMNI Jateng: Segera Gelar Kongres Persatuan!
Namun menurut Beny, sebelum terlaksana, pemerintah telah melakukan pengetatan anggaran yang dimulai 2025 ini. Situasi ini membuat prioritas Pemda DIY berubah, termasuk pada penganggaran.
"Dulu saat ada persiapan Piala Dunia kami masih kami usulkan, kami sudah bersurat juga ke KPK untuk merenovasi kembali, dan lampu itu tidak masuk objek persoalan hukum. Namun memang angkanya tidak sedikit, sekarang ada penghematan pengetatan anggaran, maka belum kami akan menjadi sesuatu yang sangat prioritas. Kami harus sampaikan hal tersebut," ungkap Beny, Kamis (13/2/2025).
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menurut Beny juga memberikan instruksi untuk meniadakan seremoni dan upacara yang berpotensi mengeluarkan penganggaran besar. Pemda memprioritaskan pembayaran gaji yang menjadi hal paling wajib dipenuhi.
Baca Juga: Sambut Ramadan Forkopimda Sukoharjo Bersihkan Masjid Agung Baiturrahmah
"Kami pun sudah ada arahan dari beliau (Sultan) untuk pengetatan anggaran termasuk peniadaan upacara dan seremonial. Ini sebagai antisipasi kalau anggaran kita tidak cukup," tandasnya.
Namu begitu kepada wartawan, Beny menyampaikan bahwa sangat mungkin adanya kolaborasi Pemda DIY dan pihak swasta dalam hal ini manajemen PSIM untuk pembangunan fasilitas di Mandala Krida. Apabila manajemen PSIM berkeinginan maka Pemda bisa melakukan pembicaraan lebih lanjut untuk merealisasikannya.
"Kalau itu jelas memungkinkan (kolaborasi), tinggal hak dan kewajiban. Manajemen PSIM mendapatkan apa. Ini harus dibicarakan, karena nanti berdampak. Di era seperti ini apa yang tidak bisa kita kolaborasikan. Prinsipnya kolaborasi bisa dilakukan. Manajemen PSIM sudah bersurat, kami minta ditelaah oleh Disdikpora sebagai pengelola. Lampu itu kan menjadi kebutuhan dasar, untuk main malam ora iso kalau tidak ada lampu," pungkas Beny.
PSIM sendiri selangkah lagi memastikan lolos ke Liga 1 jika berhasil mendapat minimal satu poin di laga kandang terakhir menghadapi PSPS Pekanbaru, 17 Februari. PSIM berada di peringkat pertama klasemen babak delapan besar grup X dengan poin 12 yang tinggal membutuhkan satu poin untuk langsung menjadi juara grup dan lolos ke Liga 1. (Fxh)