Disebutkan Perguruan Tinggi (PT) punya dana dan program riset serta pengabdian masyarakat yang seharusnya sebagian bisa difokuskan misalnya untuk membantu pengentasan kemiskinan di DIY di banyak perdesaan Kulonprogo, Gunungkidul dan Bantul," paparnya.
Lebih dari itu, lanjut Edy setiap tahun juga ada program KKN, yang bisa melibatkan ribuan mahasiswa bisa diterjunkan di kantong kemiskinan atau membantu usaha mikro kecil secara berkesinambungan. "Artinya ada program yang bisa dilanjut mahasiswa berikutnya ketika satu tahap KKN selesai," tegasnya.
Akademisi dari UMY Ahmad Ma'ruf menyebutkan secara umum, kondisi sosial budaya perdesaan mengalami perubahan drastis seiring perkembangan lingkungan bisnis, kemajuan teknologi informasi, dan tingkat literasi.
"Pembangunan ekonomi yang agresif cenderung abai pada dimensi sosial budaya. Nilai-nilai sosial masyarakat perdesaan mengalami pergeseran. Corak ikatan sosial paguyuban mulai luntur pada sisi lain karakteristik patembayan menguat," paparnya.
Baca Juga: Tren Konsumsi Jelang Lebaran Menurun, Ekonom UGM Ingatkan Masyarakat 'Kencangkan Ikat Pinggang'
Menurut Ma'ruf desa yang terkelola dengan model pembangunan berkelanjutan cenderung memiliki benteng sosial budaya yang baik. "Contoh desa yang maju sektor pariwisata berbasis wisata alam dan budaya seperti yang berkembang di Bali dan DIY maka kondisi sosial budayanya lebih terpelihara," paparnya.
Lebih lanjut Kepala OJK DIY Eko Yunianto Strategi menyebutkan optimalisasi pembangunan desa yang dilakukan kantor OJK DIY dengan berkontribusi aktif melalui peran dan fungsi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang sudah terbentuk baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun kota.
"Meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, OJK pada 22 Agustus 2024 meluncurkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) agar terwujud generasi yang bijak dalam mengelola keuangan, dan mencapai kesejahteraan keuangan masyarakat," paparnya.
Gerakan ini melibatkan berbagai pihak, seperti Kementerian/Lembaga, pelaku usaha, dan asosiasi serta dilaksanakan di seluruh kantor OJK di daerah. "Berbagai kegiatan edukasi dilakukan secara masif oleh kantor OJK DIY, bersinergi dengan stakeholder utama, baik Bank Indonesia, Pemda, maupun akademisi yang ditujukan kepada berbagai lapisan masyarakat desa, berbagai komunitas, guru, mahasiswa/pelajar, UMKM, PKK, kelompok pengajian, mantri pamong praja, lurah/kepala desa, lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan dan penghulu," terangnya.
Baca Juga: Ringankan Beban Warga Sekitar, Progo Bagikan Sembako Lebaran
Sebelumnya narasumber lainnya juga menyampaikan materi yang tidak kalah menariknya yaitu Wakil Walikota Wawan Hermawan, akademisi Rudy Badrudin Dosen Ekonomi Pembangunan FBE UAJY Rini Setyastuti dan Y Sri Susilo, Wakil Ketua Umum Kadin DIY Robby Kusumaharta, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Ibrahim, pengusaha Bogat AR, Direktur Kepatihan Bank BPD DIY Dian Ariani, Bambang P Hadi dari ISEI. (Vin/Ira)