Memaknai Hari Kebangkitan Nasional 2025, Pemuda Indonesia Harus Terlibat dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Photo Author
- Kamis, 22 Mei 2025 | 15:05 WIB
Peserta bersama narasumber membawa tanaman nyamplung usai seminar. (Devid Permana)
Peserta bersama narasumber membawa tanaman nyamplung usai seminar. (Devid Permana)

Krjogja.com - YOGYA - Pemuda-pemudi Indonesia penting untuk terlibat dalam mitigasi perubahan iklim dan transformasi ekonomi hijau berbasis masyarakat. Pasalnya, dalam upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 banyak sekali tantangan yang akan dihadapi, termasuk bersinggungan dengan persoalan-persoalan global, salah satunya persoalan perubahan iklim.

Demikian dikatakan Direktur Yayasan Griya Jati Rasa, Farsijana Adeney Risakotta PhD dalam Seminar Kebangkitan Nasional ke-117 bertema 'Pemuda-Pemudi Indonesia Terlibat dalam Mitigasi Perubahan Iklim dan Transformasi Ekonomi Hijau Berbasis Masyarakat Menyongsong Indonesia Emas 2045' di Gedung DPD RI DIY, Jalan Kusumanegara Yogyakarta, Selasa (20/5/2025). Seminar ini terselenggara atas kerja sama Yayasan Griya Jati Rasa dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI DIY dan PT Pandu Wijaya Negara.

Baca Juga: PBJ Insight Epsisode 2: Membongkar Dapur Pengadaan Infrastruktur Besar di DIY

Seminar diawali sambutan Pimpinan DPD RI DIY. Seminar menghadirkan narasumber Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) DIY dengan materi berjudul 'Perencanaan APBD DIY dalam perspektif mitigasi perubahan iklim dan transformasi ekonomi hijau mungkinkah?'. Rektor IIQ An Nur Yogyakarta, Dr Ahmad Sihabul Millah MA menyampaikan materi berjudul 'Ajaran dan praktek Islam menghadapi perubahan iklim dan transformasi ekonomi hijau'.

Sedangkan Direktur PT Pandu Wijaya Negara, Ir Edi Supriyanto dengan materi 'Nyamplung sebagai solusi mitigasi perubahan iklim dan perjalanannya menjadi alternatif pengganti energi fosil'.

Direktur Yayasan Griya Jati Rasa, Farsijana Adeney Risakotta PhD menyampaikan materi berjudul 'Perjuangan gereja dan umat Kristiani dalam transformasi ekonomi hijau menjawab perubahan iklim. Seminar diikuti puluhan peserta mahasiswa luar daerah yang sedang kuliah di Yogyakarta. Di akhir seminar dibagikan tanaman nyamplung untuk peserta.

Baca Juga: Hindari Penyimpangan, PI Sosialisasikan Cara Tebus Mudah Pupuk Subsidi

Farsijana Adeney Risakotta menuturkan bahwa para pemuda-pemudi Indonesia akan masuk ke pasar kerja yang berkaitan erat dengan pola konsumsi dan produksi. Pola tersebut bersinggungan dengan energi terbarukan, pertanian, perikanan rendah karbon, kehutanan konservasi, keanekaragaman hayati, pengorganisasian masyarakat, kelompok adat.

"Kami berharap mereka (pemuda-pemudi Indonesia) bisa bekerja dengan pengembangan potensi lokal yang berperspektif pada perubahan iklim, di mana masyarakat adat terlibat untuk mengelola potensi lokal, melakukan transformasi dalam cara produksi yang itu dilakukan secara ekologis," katanya.

Melalui seminar ini, kata Farsi, para pemuda Indonesia diberi contoh bagaimana program pengembangan sumber daya alam potensial di daerah dilakukan dari hulu sampai hilir dengan memastikan komponen pembangunan berkelanjutan (SDGs) terutama tujuan perubahan (SDGs nomor 13) dikemas secara benar.

"Sehingga Kebangkitan Nasional sekarang adalah kebangkitan pemuda-pemudi Indonesia untuk melepaskan bumi dari beban dan juga mempersiapkan pemuda-pemudi Indonesia dari daerah-daerah untuk belajar dari masyarakat DIY bagaimana cara mengatasi persoalan lingkungan," pungkasnya. (Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

X