Keju Asal Yogyakarta Menuju Go International

Photo Author
- Minggu, 8 Juni 2025 | 07:41 WIB
Jamie Najmi Misnah (owner Mazaraat Cheese/PT. Mazaraat Lokanatura Indonesia).  (Istimewa )
Jamie Najmi Misnah (owner Mazaraat Cheese/PT. Mazaraat Lokanatura Indonesia). (Istimewa )

KRjogja.com - Yogya - KADIN DIY Bersama Diskop dan UKM DIY menyelenggarakan diskusi informal terbatas dengan topik “Ekosistem Industri Keju (Cheese)”. Diskusi tersebut diselenggarakan di Poenokawan Café, Jl. KH Ahmad Dahlan, Yogyakarta (Kamis, 05/06/25). 

Selaku narasumber untuk pemicu diskusi adalah Jamie Najmi Misnah (owner Mazaraat Cheese/PT. Mazaraat Lokanatura Indonesia). 

Peserta aktif diskusi antara lain Robby Kusumaharta (Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kemahasiswaan KADIN DIY), Srie Nurkyatsiwi (Kepala Diskop dan UKM) dan Tazbir Abdullah (Penasehat KADIN DIY). Hadir juga fungsionaris KADIN DIY yaitu Rahadi Abra, Eddy Purjanto, Agus Imon dan Y. Sri Susilo. Dari Diskop dan UKM DIY hadir Agus Mulyono dan Wisnu Hermawan.

Baca Juga: Cek Smartphone Terlaris di Dunia Pada Awal 2025, Siapa Juaranya?

“Keju tak hanya lezat secara citarasa, tetapi juga kaya nutrisi termasuk protein, kalsium, dan vitamin B12”, jelas Jamie. Menurut Jamie, seperti produk fermentasi pada umumnya, keju kaya akan probiotik yang berguna bagi kesehatan sistem pencernaan manusia. Seperti diketahui, selain konsumsi keju, yogurt, dan sauerkraut sebagai contoh hasil fermentasi juga dinyatakan dapat membantu menjaga berat badan, serta punya potensi mengurangi resiko diabetes, kanker selain dari penyakit kardiovaskular. 

“Usaha Mazaraat Cheese saya rintis bersama istri sejak tahun 2011”, jelas Jamie. 

Selanjutnya Jamie menjelaskan awalnya produksi dilakukan Rotowijayan, Kadipaten, Kraton, Yogyakarta. Sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi dan agar lebih dengan dengan peternak sapi perah maka lokasi produksi pindah di Wukirsari, Cangkringan, Sleman.

Baca Juga: Suzuki Indonesia Setop Jualan Avenis, Ini Alasannya

“Pasar produk kami adalah hotel dan restoran bintang lima yang berlokasi di Bali, Jakarta, Surabaya dan kota besar lainnya”, ungkap Jamie. Menurut Jamie, produk keju murni merupakan produk yang relatif tidak awet sehingga tidak dapat diperdagangkan antar benua. Berkaitan dengan hal tersebut produk Mazaraat Cheese sudah dirintis untuk pasar di Singapura serta negara ASEAN lainnya.

“Perusahaan kami tidak hanya mengambil susu dari peternak sapi perah namun juga ikut terlibat dalam pendampingan”, jelas Jamie. Dengan demikian terjadi “simbiosis mutualisme” yang benar-benar nyata. Selanjutnya juga dibentuk koperasi multi pihak “Mazaraat Dairy Ecosystem”

Menurut Jamie, “Mazaraat Dairy Ecosystem” adalah sebuah konsep koperasi multi-stakeholder yang bertujuan untuk membangun rantai ekosistem produk susu yang berkelanjutan dan transparan, dengan fokus pada produksi keju artisan organik. Ini melibatkan petani lokal yang memelihara hewan ternak secara organik, pengrajin keju yang membuat produk dengan tangan, dan konsumen yang mendukung produk lokal dan berkelanjutan. 

Baca Juga: Skin Barrier Topik Hangat Di Dunia Kecantikan, Pencarian Di Google Meningkat Hingga 500 Persen

Hasil dari diskusi informal terbatas tersebut, diperoleh catatan sebagai berikut. Pertama, produk Mazaraat Cheese sudah memenuhi kualitas global dan layak untuk “go internasional”. Kedua, Usaha keju harus didukung oleh ekosistem yang melibatkan multi pihak (produsen keju, peternak susu sapi perah, produsen pakan hijauan dan non-hijauan, pemasok bibit sapi dan pihak terkait lainnya. Jika ekosistem sudah terbentuk maka pembentukan koperasi multi pihak menjadi sangat relevan.

Ketiga, DIY mempunyai potensi untuk dikembangkan peternakan susu sapi perah. Kendala saat ini ketersediaan lahan yang memenuhi skala ekonomi untuk budidaya tanaman pakan sapi perah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X