Krjogja.com - BANTUL - Dalam rangka pengawasan dan evaluasi pelayanan sosial bagi kelompok lanjut usia, Komisi D DPRD DIY melakukan kunjungan kerja ke Balai Pelayanan Lansia Tresna Werdha Unit Budi Luhur yang berlokasi di Kasongan, Bantul, pada Jumat (11/7/2025). Kunjungan tersebut bertujuan untuk memonitor kualitas pelayanan serta kondisi fasilitas yang tersedia bagi para lansia di balai tersebut.
Arif Setiadi, Anggota Komisi D DPRD DIY mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan oleh balai dalam memberikan perlindungan sosial kepada lansia. Menurut Arif, meskipun terdapat beberapa keterbatasan yang diakibatkan oleh faktor anggaran, baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun dukungan sukarela masyarakat melalui partisipasi volunteer, pelayanan di balai ini sudah berjalan dengan baik dan optimal.
"Kondisi Balai Tresna Werdha ini sudah menunjukkan kinerja yang baik dalam memberikan pelayanan kepada lansia. Kami menyadari bahwa keterbatasan anggaran masih menjadi tantangan, namun dengan dukungan dari APBD dan partisipasi masyarakat, pelayanan bisa berjalan secara efektif," ungkap Arif.
Baca Juga: Jelang Pemotongan Anggaran Donald Trump, Lebih dari 2.000 Staf Senior NASA Mundur
Arif juga menyoroti keterbatasan daya tampung balai yang hanya mampu menampung sekitar 200 orang lansia, sementara jumlah lansia di DIY diperkirakan mencapai sekitar 50 ribu jiwa. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih luas dalam penanganan sosial lansia, tidak hanya melalui fasilitas balai, tetapi juga pemberdayaan masyarakat, pengembangan metode inovatif, serta pelibatan sektor swasta.
"Tentu kapasitas terbatas ini menuntut kita untuk mencari solusi yang komprehensif dan inklusif. Penanganan sosial lansia perlu diperluas melalui pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk swasta dan lembaga pendidikan. Dengan demikian, layanan kepada lansia dapat menjangkau lebih banyak orang secara efektif," tambah Arif.
Melengkapi pandangan tersebut, Tustiyani Anggota Komisi D lainnya menilai secara langsung kondisi pelayanan di balai yabg lingkungan balai sangat bersih, dengan bangunan yang memiliki ventilasi yang baik, sehingga menciptakan suasana yang nyaman bagi para lansia. “Saya melihat lansianya tampak bahagia, ini menandakan kondisi balai dalam keadaan baik," katanya.
Baca Juga: Selain Malioboro, Kampung Prawirotaman Bisa Jadi Opsi Jalan-Jalan Asyik di Jogja
Namun demikian, Tustiyani menyoroti beberapa aspek yang masih perlu perhatian, terutama terkait gizi makan para lansia. Menurutnya, anggaran makan yang hanya sekitar Rp25 ribu per hari dinilai kurang mencukupi secara nutrisi. Hal ini menjadi perhatian penting yang perlu dibahas lebih lanjut oleh Komisi D DPRD DIY.
"Selain itu, aktivitas rekreasi bagi penghuni balai masih minim. Penghuni balai ini kurang rekreasi, sehingga kami akan mempertimbangkan bagaimana agar para lansia dapat melakukan rekreasi di tempat-tempat terdekat," sambungnya.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan pembentukan regulasi baru untuk meningkatkan pelayanan lansia, Tustiyani menegaskan bahwa nomenklatur dan regulasi terkait sudah ada, sehingga yang perlu dilakukan adalah penguatan anggaran dan dukungan operasional balai. "Tidak perlu regulasi baru, karena nomenklaturnya sudah ada. Yang penting adalah menambah anggaran dan memberikan apresiasi karena balai di sini sudah bersih dan penghuni terlihat bahagia," tandasnya.
Baca Juga: Yeay, ZEROBASEONE Comeback 23 Juli 2025!
Kunjungan ini menjadi bagian dari komitmen DPRD DIY, khususnya Komisi D, untuk terus meningkatkan pengawasan, evaluasi dan pengembangan layanan sosial bagi lansia. Upaya ini diharapkan dapat menjadikan DIY sebagai daerah yang ramah lansia, menghormati dan merawat orang tua dengan penuh perhatian dan kasih sayang. (Fxh)