Krjogja.com - YOGYA - Keluarga Trah Sultan HB II mendukung rencana Menteri Kebudayaan Fadli Zon menulis ulang sejarah Indonesia, termasuk peristiwa Geger Sapehi 1812. Peristiwa ini terjadi ketika pasukan Inggris di bawah pimpinan Sir Thomas Stamford Raffles menyerang Keraton Yogyakarta dan menjarah berbagai aset berharga milik Sultan HB II.
Fajar Bagoes Poetranto, Ketua Yayasan Vacantii Socaning Lokika dan anggota Trah Sultan HB II, menyatakan bahwa penulisan ulang sejarah sangat penting untuk merevisi naskah sejarah yang ada dan menghapus sejarah yang ditulis oleh kolonial. "Sejarah mengenai Peristiwa Geger Sapehi 1812 sudah seharusnya dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah," ungkap Fajar Bagoes Poetranto dikutip, Rabu (16/7/2025).
Baca Juga: Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ke 30, Ruang Bertemu Tradisi, Anak Muda, dan Eksperimen Seni
Fajar Bagoes Poetranto juga berharap aset dan manuskrip yang dirampas selama peristiwa Geger Sapehi 1812 dapat dikembalikan oleh Inggris. Salah satu manuskrip yang penting adalah Serat Suryo Rojo, yang berisi tentang tuntunan kepemimpinan Kesultanan Yogyakarta.
"Kami berharap 7.500 naskah dan artefak yang dirampas saat peristiwa Geger Sapehi 1812 dapat dikembalikan Inggris dalam bentuk yang asli, bukan digital," sambung Fajar.
Baca Juga: MTQ Kecamatan Magelang Tengah 2025 Diikuti 93 Peserta, 3 Cabang Dilombakan
Fadli Zon, Menteri Kebudayaan, telah menyatakan bahwa pemerintah akan berusaha untuk mengembalikan manuskrip dan artefak yang dibawa semasa penjajahan. "Kita lihat apa saja yang ada di British Museum dan juga di British Library. Sejauh ini yang kita tahu memang belum ada dari pihak Inggris itu mau mengembalikan," ungkap Fadli Zon.
Dengan demikian, Trah Sultan HB II mendukung upaya Menteri Kebudayaan Fadlli Zon untuk menulis ulang sejarah dan mengembalikan aset dan manuskrip yang dirampas oleh Inggria pada peristiwa geger sepehi 1812. (Fxh)