Krjogja.com - YOGYA - Situasi aksi unjuk rasa menyampaikan aspirasi rakyat yang berakhir ricuh mengetuk rasa dibagikan ke seluruh lapisan masyarakat. Bentrokan dengan aparat keamanan hingga berujung jatuhnya korban jiwa menjadi risiko dari sebuah aksi jalanan.
Siapa pun berpotensi menjadi korban ketika situasi tidak terkendali karena keberadaan kepentingan di ruang terbuka. Keprihatinan tersebut disampaikan oleh ormas kebangsaan, lintas Agama, suku dan budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) melalui ketua umumnya AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) kepada awak media yang menghubunginya.
“Aksi demo menolak kebijakan yang tidak selaras dengan situasi bangsa dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk keamanan menyampaikan aspirasi. Suara rakyat bukan sebuah ancaman bagi negara sehingga harus dihalangi atau ditindak secara represif. Mereka hanya ingin duduk bersama dengan para wakil rakyat dan Pemerintah. Berdiskusi menyikapi ketimpangan kebijakan yang dirasakan oleh masyarakat,” ungkap Gus Wal, Sabtu (30/8/2025).
Beberapa kebijakan pemerintah terkait kenaikan pajak dan harga bahan pokok dikatakan Gus Wal memicu kegelisahan yang membutuhkan solusinya segera. Masyarakat kelas ekonomi bawah yang jumlahnya lebih dari sebagian populasi paling merasakan dampaknya.
“Rakyat yang tidak mampu menerima kebijakan pajak dan kenaikan harga hanya bisa berkeluh kesah kepada wakil rakyatnya yang duduk di DPR. Ketidakpedulian para anggota DPR otomatis akan memantik kemarahan masyarakat yang hanya menginginkan keadilan. Tuntutan penghapusan berbagai tunjangan dan fasilitas mewah anggota Dewan seharusnya tidak disikapi secara arogan. Rakyat sudah paham bahwa gaji dan tunjangan mereka berasal dari uang rakyat juga. Karenanya masukan uang mereka sendiri adalah hak prerogratif rakyat,” lanjut Gus Wal.
Gus Wal dan PNIB selama ini terus menyatakan konsistensi berjuang di jalan rakyat. Menyyuarakan toleransi sebagai perekat persatuan bangsa dari serangan kepentingan asing terus dilakukan.
“Perilaku anggota DPR yang arogan adalah bentuk intoleransi di kelas elite. Mereka yang seharusnya duduk bersama rakyat bukan saling memaki.
Gus Wal meminta Anggota DPR RI bertanggung jawab atas pernyataan dan sikapnya yang memantik kemarahan rakyat dan berakhirnya timbul yang terjadi diberbagai daerah hingga menimbulkan rusaknya fasilitas negara, fasilitas umum, hilangnya nyawa rakyat juga banyaknya korban luka luka baik dari aparat ataupun dari rakyat. “Kami meminta aparat penegak hukum untuk #UsutTuntas tragedi yang tidak kita inginkan, segera tindak anggota dewan yang tidak bekerja dengan baik dan menyakiti hati rakyat. Seharusnya mereka sebagai pengayom, pelindung dan pelayan rakyat,” pungkas Gus Wal. (Fxh)