Demokrasi Indonesia Terancam Mundur, Anak Muda Harus Ambil Peran

Photo Author
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 18:14 WIB
Para narasumber saat menyampaikan paparannya  (Iatimewa )
Para narasumber saat menyampaikan paparannya (Iatimewa )

KRJOGJA.com - Yogya - Indonesia tercatat mengalami pelemahan demokrasi (democratic backsliding). Laporan internasional dari Freedom House (2024) dan EconomistIntelligence Unit (2023) menegaskan kecenderungan stagnasi dan kemunduran kualitas demokrasi Indonesia, khususnya selama periode kedua pemerintah Presiden Joko Widodo.

Kemunduran demokrasi ditandai dengan menurunnya penghargaan terhadap kebebasanberasosiasi, berkumpul, dan berekspresi.

Mayoritas studi di Indonesia membahas kemunduran demokrasi di Indonesia. Namun, pembahasan masih menitikberatkan pada analisis aktor elit politik, institusi negara, dan dinamika oligarki. Di sisi lain, peran kelompok masyarakat sipil, terutama orang muda, menjadi kurang diperhatikan.

Baca Juga: Pemotor Tewas Setelah Menabrak Pejalan Kaki

Dr. Muhammad Fajar melakukan penelitian untuk mengeksplorasi bagaimana orang muda memahami pelemahan demokrasi, merasakan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari, dan merumuskan strategi sosial-politik dalam penyempitan ruang sipil. Untuk menyebarluaskan isu ini, Yayasan Partisipasi Muda (YPM) mengadakan kegiatan Spill The Research dengan tajuk “Diseminasi Riset: Understanding

Youth Engagement and Civic Space in Indonesia” yang bekerjasama dengan Departemen Politik dan Pemerintahan, Universitas Gadjah Mada.

Spill The Research: Understanding Youth Engagement and Civic Space in Indonesia merupakan program yang bertujuan untuk menyampaikan hasil studi mendalam mengenai persepsi dan pengalaman anak muda dalam merespon penyempitan ruang sipil serta pelemahan demokrasi di Indonesia. Program ini memuat agenda seminar oleh para pakar mengenai keterlibatan anak muda dan ruang sipil di Indonesia.

Baca Juga: Majelis Aksara Akhwat Satu Rasa Hadir di Yogyakarta, Dorong Muslimah Kembangkan Potensi Diri

Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Prodi S1 Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada, Dr. rer.pol. Mada Sukmajati, M.PP. Dalam paparannya menekankan

bahwa anak muda harus mengambil peran secara konstruktif agar momentum yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat kebebasan ruang sipil di Indonesia.

ada empat pembicara yang memberikan pandangan serta kondisi aktual mengenai isukemunduran demokrasi di Indonesia. Neildeva Despendya P, Co-Founder dan Executive Director Yayasan Partisipasi MudaNeildeva Despendya Putri, selaku Executive Director Yayasan Partisipasi Muda, dalam sesi ini, Neildeva memperkenalkan Yayasan Partisipasi Muda sebagai organisasi yang berfokus pada pemberdayaan anak muda untukmenjadi agen perubahan.

Baca Juga: Pemotor Tewas Setelah Menabrak Pejalan Kaki

Neildeva menyampaikan, permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini yaitu Shrinking civic Space: ruang sipil yang semakin menyempit. Ruang sipil di Indonesia saat dinilai semakin hancur. Menurut data Civicus Monitor, Indonesia memperoleh skor 48 dari 100, yang berarti berada di kategori Obstructed (Terhalang).

Lebih lanjut, Neildeva menjelaskan ada tiga indikator ruang sipil bisa dikatakan sehat,diantaranya kebebasan berasosiasi, kebebasan untuk berkumpul, dan kebebasan berekspresi. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X