YOGYA -Jurnalis bekerja bukan hanya menyajikan liputan berdasarkan kesukaan pada topik tertentu tetapi penting menyajikan liputan itu sangat dibutuhkan publik.
Hal ini karena jurnalis mendapatkan previlege lebih dari masyarakat atau publik seperti akses tak terbatas pada sumber-sumber informasi. Dengan demikian perlu untuk membayar kembali privilege itu dengan informasi publik yang bermanfaat.
Hal itu diungkapkan oleh Jamalul Insan, mantan anggota Dewan Pers tahun 2019-2022 dalam zoom mentoring Journalism Fellowship on Corporate (JFC) Batch II, dengan topik Memproduksi berita/konten audio-visual jurnalistik di era digital".
Baca Juga: Robotic Therapy, VR, dan Wearable Devices Percepat Pemulihan Motorik
Jamal mengatakan saat ini ialah era di mana semua orang merasa menjadi reporter dan content produser."Keluhan yang terjadi adalah konten yang membuat pembandingan. ereka mengeluh para pemimpin redaksi. Hal ini mengubah konstalasi distribusi berita dan konsumsinya. Tantangan kita sebagai jurnalis, bagaimana kalau kita juga memproduksi konten-konten audio visual kita tetap harus berpegangan pada kode etik,"ujar Jamal (4/9/25).
Jamal melanjutkan, hal yang lebih penting lagi kalau kita menjadi jurnalis memiliki tujuan yaitu menyediakan informasi yang dibutuhkan publik sehingga publik mampu memutuskan dan mengatur.
"Kita memiliki privilage besar yang tidak boleh disalahgunakan. Jurnalis wajib menyodorkan konten jurnalistik dalam bentuk suara dan gambar. Di mana mengedepankan fakta, verifikasi, dan etika jurnalistik yang memiliki nilai berita dan kepentingan publik,"tambahnya.
Baca Juga: Gunungan Garebeg Mulud Keraton Solo, Kanjeng Pangeran Setiawan: Penuh Makna
Dalam menyajikan konten, ketajaman angle visual sangat berpengaruh. Meski begitu, ada rambu-rambu yang harus kita jaga. Harus dalam frame kode jurnalistik.
"Kita boleh berperilaku artinya mengikuti perkembangan cara kerja teman-teman yang jadi konten kreator boleh ditiru tetapi kita dibatasi atau menjadi di frame tentang akurasi tentang objektivitas tentang verifikasi. Ini menjadi sangat penting tantangannya apa ya itu tadi memang sekarang kita butuh clickbait,"kata dia. (*3)