Gerhana Bulan Total Diprediksi Akan Terjadi Lagi di Tahun 2043

Photo Author
- Senin, 8 September 2025 | 15:10 WIB
 Gerhana Bulan Total diamati di Observatorium UAD 26 Mei 2021 lalu. (KR/dok)
Gerhana Bulan Total diamati di Observatorium UAD 26 Mei 2021 lalu. (KR/dok)

YOGYA, KRjogja.com - Stasiun Geofisika Sleman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY mengamati proses terjadinya gerhana bulan total di Kantor Stasiun Geofisika Sleman. Pengamatan berlangsung selama dua hari, Minggu - Senin, 7 - 8 September 2025 mulai pukul 21.00 WIB – 03.00 WIB.

Posisi lokasi pengamatan di 8° 00' 58"LS, 110° 19' 24"BT dan di ketinggian 28 meter di atas permukaan laut. "Bulan berhasil terlihat. Mulai dari Fase P1, U1, U2, U3, U4, P4 Teramatai hingga dan Fase MID Tertutup awan," kata Ketua tim observasi, Budiarta, Senin (8/9/).

Gerhana bulan total tanggal 7 September 2925, durasi keseluruhan dari fase awal atau P1 hingga akhir atau P4 adalah 5 jam 26 menit 39 detik. Fase gerhana sebagian (U1-U4) berlangsung selama 3 jam 29 menit 24 detik. Sedangkan fase totalitasnya selama 1 jam 22 menit 6 detik.

Budiarta menjelaskan, gerhana bulan total terjadi pada posisi matahari - bumi - bulan sejajar. Hal ini membuat bulan masuk ke umbra bumi. Pada saat puncak gerhana terjadi, bulan akan terlihat berwarna merah. Terutama saat langit sedang cerah.

"Bulan tampak berwarna merah, akibat hamburan Rayleigh di atmosfer bumi. Di mana cahaya biru tersebar dan cahaya merah diteruskan hingga mengenai bulan," ungkapnya.

Gerhana ini merupakan anggota ke-42 dari seri Saros 128. Terkait dengan gerhana bulan total 28 Agustus 2027 dan akan berotasi dengan gerhana bulan total berikutnya di tanggal 19 September 2043. (Awh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X