Krjogja.com - BANTUL - Tim Dosen Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) berkolaborasi dengan Rumah Sampah Ringas Trengginas memberdayakan masyarakat melalui pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme. Kegiatan ini berlangsung di lokasi rumah sampah yang dikelola warga Kalurahan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Senin (15/9/2025).
Acara diawali dengan sesi diskusi santai bersama relawan pengelola sampah. Dilanjutkan dengan pelatihan praktik membuat eco enzyme dari limbah dapur seperti kulit buah dan sayur. Dalam kegiatan ini, peserta diajak memahami cara kerja fermentasi dan manfaat eco enzyme bagi lingkungan.
Dalam sesi inti kegiatan, Tim Pengabdian dari ITNY menyampaikan materi pelatihan pencatatan parameter utama dalam eco enzyme yakni pH, suhu, dan TDS atau Total Dissolved Solids yang sangat penting dalam menentukan kualitas hasil fermentasi. "Pengukuran ini mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah disiapkan oleh Tim Dosen, agar warga bisa melakukan pemantauan secara rutin dan mandiri.
Baca Juga: Bulan Inklusi Keuangan 2025, Pinjamin Perluas Literasi
Warga juga diperkenalkan pada alat pemantau sederhana yang dirancang khusus untuk keperluan ini," ujar Ketua Tim Pengabdian ITNY Ir Bagus Gilang Pratama ST MEng yang merupakan Dosen Teknik Elektro ITNY, Kamis (18/9).
Bersama Anggota Ir Oni Yuliani MKom (Dosen Prodi Teknik Elektro ITNY) dan Ir Sely Novita Sari ST MT (Dosen Prodi Teknik Sipil ITNY), ketiganya bekerja sama dengan Dwi Wantoro ST MT, pendiri sekaligus pengelola Rumah Sampah Ringas Trengginas, yang selama ini aktif dalam pengolahan sampah berbasis masyarakat.
Bagus Gilang Pratama menyampaikan, program ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat-Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, tahun pendanaan 2025.
Menurut Bagus Gilang, kegiatan ini menjadi langkah konkret agar pengelolaan lingkungan bisa dilakukan secara ilmiah namun tetap aplikatif.
Baca Juga: Bantul Bumi Satriya, Membangun Bantul Makmur dan Berbudaya
"Kami ingin memastikan bahwa masyarakat tak hanya membuat eco enzyme, tapi juga tahu cara memastikannya berkualitas. Dengan adanya SOP dan alat pemantau ini, warga bisa belajar membaca data dan menjaga konsistensi produk mereka," ujarnya.
Dwi Wantoro pun menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan ITNY. "Kami merasa sangat terbantu. Selama ini kami membuat eco enzyme berdasarkan kebiasaan. Sekarang, kami punya pedoman dan alat untuk memeriksa hasilnya. Ini sangat bermanfaat bagi pengelolaan rumah sampah kami," ucapnya.
Kolaborasi ini menjadi bukti nyata sinergi antara Perguruan Tinggi dan masyarakat bisa menghasilkan solusi praktis dan berdampak langsung. ITNY sendiri berkomitmen untuk terus hadir melalui program-program pemberdayaan yang menjawab kebutuhan lapangan. (San)