Untuk Kehidupan yang Lebih Berencana, Juang Kencana Didorong Susun Kurikulum Sekolah Lansia

Photo Author
- Kamis, 9 Oktober 2025 | 06:02 WIB
Jambore Nasional (JamNas) Juang Kencana (JuKen) VIII Tahun 2025 yang digelar di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (8/10/2025).
Jambore Nasional (JamNas) Juang Kencana (JuKen) VIII Tahun 2025 yang digelar di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (8/10/2025).

KRjogja.com - YOGYA - Acara Jambore Nasional (JamNas) Juang Kencana (JuKen) VIII Tahun 2025 yang digelar di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (8/10/2025) menyiraktan semangat baru. Dengan 16,8 persen penduduknya merupakan warga lanjut usia (lansia), Wali Kota Yogya bertekad kembali mengaktifkan sekolah lansia di Kota Yogya.

“Kota Yogya harus menjadi pencipta kurikulum lansia. Kita punya tanggung jawab karena jumlah lansia di Kota Yogya termasuk yang paling tinggi. Harus ada kurikulum pendidikan lansia yang baku dan bisa diterapkan secara nasional,” kata Hasto saat menjadi keynote speaker.

(Istimewa)

Kegiatan yang diikuti para anggota Juang Kencana, para pensiunan BKKBN yang masih aktif berkiprah di masyarakat. Di DIY, tercatat hampir 200 anggota Juang Kencana yang aktif melakukan edukasi dan konseling di berbagai bidang, khususnya komunikasi dan perubahan perilaku.

Baca Juga: GKR Hemas: Jaga Warga Jadi Benteng Ketahanan Sosial Yogyakarta

“Mereka ini bukan orang sembarangan. Banyak yang berlatar belakang doktor komunikasi, ahli komunikasi, dan pakar perubahan perilaku. Ilmu mereka luar biasa, dan kami bersyukur mereka berkumpul di Kota Yogya untuk menyemangati kami,” ujar mantan Kepala BKKBN itu.

Hasto menjelaskan konsep pemetaan kondisi individu berdasarkan empat kuadran lansia yakni sehat dan punya modal, yang dapat bekerja mandiri dan menciptakan lapangan kerja. Sehat tapi tidak punya modal, yang perlu difasilitasi untuk bekerja bersama pihak lain.

Tidak sehat tapi punya modal, yang dapat berkontribusi melalui investasi atau kegiatan sosial. Dan yang paling berat adalah kuadran tidak sehat dan tidak punya modal, kelompok yang paling membutuhkan perhatian dan dukungan sosial.

“Melalui sekolah lansia, kita bisa membantu mereka agar tetap sehat, mandiri, dan tidak menjadi beban orang lain,” jelas Hasto.

Baca Juga: Dua Pemain Kendal Tornado Try Hamdani dan KH Yudo Kenang Kebersamaan dengan PSS

Ketua Umum Juang Kencana, Sudibyo Alimoeso, menjelaskan untuk mewujudkan lansia berdaya dibutuhkan tiga unsur utama, yaitu sehat fisik, sehat mental, dan sehat sosial. Banyak lansia yang secara fisik sehat namun menarik diri dari pergaulan sosial karena minder atau merasa tidak berguna.

“Itu yang harus dihilangkan. Kalau sosialnya tidak sehat, mereka bisa depresi, kesepian, dan akhirnya mudah sakit. Jadi sehat itu harus utuh, fisik, mental, dan sosial,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya lingkungan yang aman bagi lansia, baik di rumah maupun di ruang publik.

“Banyak rumah yang belum ramah lansia. Tangga tanpa pegangan, kamar mandi licin, penerangan kurang, itu semua bisa berisiko bagi lansia. Padahal kalau mereka jatuh dan cedera, bisa langsung kehilangan kemandiriannya,” jelas Sudibyo.(Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

X