Upacara di Momen Hari Santri, Gus Miftah Sebut Pesantren Tak Pernah Ajarkan Balas Dendam

Photo Author
- Rabu, 22 Oktober 2025 | 20:30 WIB
  Peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Ora Aji  (istimewa)
Peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Ora Aji (istimewa)


Krjogja.com – SLEMAN – Peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Sleman, berlangsung khidmat pada Rabu (22/10/2025). Dalam upacara yang diikuti ratusan santri, pengasuh pesantren, KH Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, menyampaikan pesan mendalam tentang makna perjuangan dan nilai luhur yang diwariskan kalangan santri bagi bangsa.

Gus Miftah menegaskan, Hari Santri bukan sekadar tanggal yang tercantum dalam kalender, melainkan momentum untuk mengenang pengorbanan para santri dan kiai yang berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan doa, ilmu dan ketulusan. "Dulu, saat peluru menembus dada para pejuang, ada santri yang melantunkan doa di malam buta, ada kiai yang menuliskan fatwa. Itu bukti bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman," ungkapnya.

Gus Miftah juga menyinggung pandangan negatif sebagian pihak terhadap pesantren. Ia menegaskan, pesantren bukan tempat yang menanamkan kebencian atau kekerasan, melainkan lembaga yang menumbuhkan kasih sayang dan kedamaian.

Baca Juga: Prediksi Skor Bayern Munchen vs Club Brugge di Liga Champions 2025 Matchday ke-3

"Pesantren tidak pernah membalas dengan benci. Kami diajarkan bahwa jihad bukan melawan manusia, tapi melawan kebodohan dan kebencian. Ilmu adalah senjata, akhlak adalah tamengnya," tutur pendakwah yang dikenal dekat dengan kalangan muda itu.

Ia menambahkan, pesantren justru menjadi pusat peradaban dan pendidikan karakter yang berperan penting dalam menjaga keutuhan bangsa. "Pesantren bukan tempat orang mundur dari dunia, tapi tempat orang menaklukkan dunia. Santri bukan masa lalu bangsa, tapi masa depan bangsa Indonesia," tegasnya.

Menutup pesannya, Gus Miftah mengajak seluruh santri di Indonesia untuk terus berkarya dan berkontribusi positif, meski kerap menghadapi fitnah atau pandangan meremehkan. "Jika mendung gelap, jadilah lentera. Jika mereka menuduhmu terbelakang, buktikan bahwa kita mampu menuntun menuju masa depan. Kebenaran tak perlu pembelaan dengan gaduh, cukup dibuktikan dengan karya mulia," pungkasnya.

Baca Juga: Ditinggal ke pasar, Pabrik Kerupuk Terbakar

Peringatan Hari Santri di Pesantren Ora Aji ditutup dengan doa bersama dan pembacaan ikrar santri untuk terus menjaga nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin. Suasana haru dan semangat tampak menyelimuti seluruh peserta yang hadir. (Fxh)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

X