Krjogja.com - YOGYA - Buku berjudul ‘Jalan Gelap Demokrasi dan Keadilan’ didiskusikan di Ruang Paripurna 2, lantai 2 Gedung DPRD DIY, Sabtu, (25/10/2025). Dua narasumber dihadirkan yakni Imam Anshori Saleh, anggota DPR RI periode 2004-2009, Wakil Ketua Komisi Yudisial 2010-2015, Pengacara dan Abidin Fikri Anggota DPR RI periode 2024-2029, moderator, Sinta Herindrasti, Pengajar Fakultas Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia, Jakarta.
Diskusi diselenggarakan kerjasama antara DPRD DIY, Tonggak Pustaka, Abidin Fikri Pandjialam Foundation, Sastra Bulan Purnama dan Paguyuban Wartawan Sepuh Yogyakarta. Buku berjudul ‘Jalan Gelap Demokrasi dan Keadilan’, diterbitkan kerjasama penerbit Tonggak Pustaka dan Abidin Fikri Pandjialan Foundation.
Ditulis 17 orang yang memiliki berbagai profesi, dan semasa mahasiswa dikenal sebagai aktivis. Mereka adalah, Abidin Fikri, Agoes Widhartono, Ahmad Syaify, Ahmad Taufan Damanik, Antie Solaiman, Bambang Kusumo Prihandono, Bambang Sigap Sumantri, Baskara T. Wardaya, Edy Sukrisno, Eko S. Dananjaya, Halim HD, Imam Anshori Saleh, Indro Suprobo, Ons Untoro. Osmar Tanjung/Teresa Birks. Simon HT, Sinta Herindrasti.
Baca Juga: Kemenag Pastikan Peralihan Aset Haji Berjalan Tanpa Hambatan
Para penulis mempunyai profesi berbeda, Ahmad Syaify misalnya, seorang Guru Besar FKG UGM, Ahmad Taufan Damanik, Ketua Komnas HAM. Ada pengajar perguruan tinggi, wartawan, peneliti, editor, pemikir kebudayaan dan lainnya.
Inisator penulisan buku ini Abidin Fikri dan Ons Untoro sekaligus bersama Indro Suprobo bertindak sebagai editor. Ini merupakan buku ke 2 seri Renungan Indonesia’. Buku pertama terbit Oktober 2024 berjudul ‘Membangun (Kembali) Demokrasi’ ditulis 25 orang dari profesi yang berbeda-beda, dan tinggal di beberapa kota di Indonesia.
DPRD DIY, memberi ruang kepada masyarakat untuk saling bertukar pikiran mengenai maslah bangsa. Buku ini merupakan bentuk dari gagasan sekaligus evaluasi permasalahan kebangsaan dan mengajak semua elemen bangsa untuk bersama membuat negara Indonesia demokratis dan berkeadilan.
Baca Juga: 82,9 Juta Orang Dibidik Jadi Penerima Program Makan Bergizi Gratis pada Maret 2026
"Kebetulan saya mempunyai kawan anggota DPRD DIY, yang sejak mahasiswi sebagai aktivis. Pergaulan aktivis itulah, membuat Yuni Setya Rahayu, Anggota DPRD DIY dari Fraksi PDIP masih terus menjaga persahabatan dan memungkinkan membuka ruang diskusi ini," ungkap Ons Untoro, koordinator acara.
Abidin Fikri melihat, bangsa kita tidak lagi memiliki teladan, sehingga terasa sekali adanya krisis kepemimpinan. Karena itu, Abidin melihat Mohammad Hatta, yang dikenal sebagai Proklamator Kemerdekaan RI dan pernah menjabat sebagai Wakil Presiden pertama, pantas untuk menjadi rujukan mencari pemimpin yang demokratis dan keadilan.
Ada juga yang melihat Indonesia, mungkin sedang ruwet, dan ada yang menyebutnya sebagai Indonesia gelap, mengingatkan kampung halamannya, sehingga Halim HD, seorang pemikir kebudayaan, secara berkelakar menulis ‘Indonesia Bagian Terpenting Dari Kampung Saya’. Atau juga, situasi buram pelayanan kesehatan, yang dialami tenaga medis, tenaga kesehatan, bisa ditemukan dari tulisan Ahmad Syaify, seorang dokter gigi dan Guru Besar FKG UGM.
Baca Juga: Layanan Komunitas Kampus, Bank Jakarta Buka KCP UNS
Ada banyak gagasan menarik dalam buku ini, yang penting untuk dibaca. Diskusi tersebut diikuti 80 orang dari berbagai profesi dan berjalan dengan cukup hangat di tengah guyuran hujan di Kota Yogyakarta. (Fxh)