Kapal Ternak Camara Nusantara, Jaga Kesejahteraan dan Stabilitas Harga Sapi

Photo Author
- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 21:10 WIB
Foto: Dr Tri Melasari SPt MSi (tengah) bersama tim penguji. (Devid Permana)
Foto: Dr Tri Melasari SPt MSi (tengah) bersama tim penguji. (Devid Permana)
 
Krjogja.com - YOGYA - Kapal ternak Camara Nusantara menjadi inovasi penting dalam sistem logistik hewan di Indonesia.
 
Program ini tidak hanya bertujuan memperlancar distribusi ternak antarwilayah, tetapi juga memastikan penerapan prinsip kesejahteraan hewan selama proses pengangkutan.
 
Hal ini menjadi fokus penelitian Tri Melasari SPt MSi, Direktur Pakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian RI, yang baru saja meraih gelar doktor di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM), Sabtu (25/10/2025).
 
Dalam disertasinya berjudul 'Efektivitas Keberadaan Kapal Ternak Camara Nusantara dan Penerapan Prinsip Kesejahteraan Ternak dalam Distribusi Ternak Sapi di Indonesia', Tri menegaskan bahwa transportasi laut khusus ternak memiliki peran strategis dalam mendukung sistem distribusi sapi nasional.
 
 "Kapal ternak ini bukan sekadar alat angkut, melainkan bagian dari sistem logistik modern yang menjamin kesejahteraan hewan," ujarnya. Hadir sebagai ketua sidang dan tim penguji, Ir R Ahmad Romadhoni Surya Putra PhD, Prof Dr Budi Guntoro, Prof Dr Mujtahidah Anggriani Ummul Muzayyanah, Prof Dr Ali Agus, Prof. Dr Suyadi, Prof Dr Tri Satya Mastuti Widi, dan Prof Dr Idat Galih Permana. Hadir pula, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Dr drh Agung Suganda MSi.
 
Hasil penelitian Tri Melasari menunjukkan, keberadaan kapal Camara Nusantara (CN) terbukti signifikan dalam menekan disparitas harga sapi antara daerah produsen dan konsumen.
 
Meskipun fluktuasi harga belum sepenuhnya teratasi, kapal ini berkontribusi besar dalam menjaga stabilitas pasokan dan memperlancar distribusi ternak antarwilayah.
 
Dari aspek kesejahteraan hewan, kapal CN dinilai telah memenuhi standar yang baik. Penelitian mencatat bahwa susut bobot badan sapi selama pengangkutan hanya rata-rata 6,27 persen, jauh lebih rendah dibanding transportasi konvensional.
 
Faktor pendukungnya meliputi ketersediaan pakan dan air minum yang cukup, ventilasi yang memadai, serta pengaturan kepadatan ternak yang sesuai.
 
Selain efisien secara teknis, kapal CN juga terbukti layak secara ekonomi. Berdasarkan analisis manfaat-biaya, kapal ini memiliki rasio 1,243, menunjukkan nilai investasi yang menguntungkan.
 
Keberadaannya turut mendorong pertumbuhan usaha sapi potong di Nusa Tenggara Timur (NTT), memperluas akses pasar, dan meningkatkan kesejahteraan peternak di daerah produsen.
 
Kendati demikian, Tri Melasari menilai masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. "Jumlah armada dan rute kapal masih terbatas, sehingga belum menjangkau seluruh wilayah potensial. Ke depan, diperlukan optimalisasi sistem logistik, peningkatan standar kesejahteraan hewan, dan perluasan rute distribusi," paparnya. Ia juga menekankan pentingnya kemitraan pemerintah dan swasta agar program kapal ternak dapat berkelanjutan dan efisien.
 
Sementara itu, Dirjen PKH, Dr drh Agung Suganda MSi, mengapresiasi hasil penelitian tersebut. "Kapal Camara Nusantara merupakan inovasi penting dalam sistem logistik hewan nasional. Selain memperlancar distribusi ternak antarwilayah, kapal ini juga memastikan penerapan prinsip kesejahteraan hewan," ujarnya.
 
Ia berharap hasil penelitian Tri dapat menjadi masukan berharga bagi pemerintah dalam penyusunan kebijakan dan perbaikan tata kelola distribusi ternak nasional. (Dev)
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Rekomendasi

Terkini

X