Krjogja.com - YOGYA – Wakijan Coffee yang dikenal sebagai “Rumah Gagasan” kembali menggelar seminar rutin Wakijan Weekly Talk dengan tajuk “Demokrasi di Era Swipe and Scroll: Apakah Gen-Z Masih Peduli Politik?” pada Sabtu (25/10).
Diskusi yang digelar di kafe yang dikenal aktif mendorong budaya berpikir kritis itu menghadirkan dua tokoh inspiratif, yakni Prof. Wihana Kirana Jaya MSocSc PhD, mantan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2016, dan Drs H M Idham Samawi, mantan Bupati Bantul periode 1999–2010 sekaligus mantan anggota DPR RI periode 2014–2024.
Acara yang dimulai sekitar pukul 16.00 WIB ini diawali sambutan moderator yang memperkenalkan kedua narasumber dan tema besar yang diangkat. Dalam pemaparannya, Idham Samawi menyoroti kondisi generasi muda yang diuntungkan oleh kemajuan teknologi, namun juga menghadapi tantangan besar dari sisi etika dan kepedulian sosial.
Baca Juga: Idham Samawi: Anak Muda Wajib Baca dan Paham Pembukaan UUD!
“Generasi sekarang harus mampu menyeimbangkan antara kemudahan teknologi dan nilai-nilai kebangsaan. Dulu kami berjuang menyuarakan semangat persatuan dengan menjadikan Pancasila sebagai way of life. Kini, perjuangan itu harus diteruskan melalui cara-cara baru di dunia digital,” tutur Idham, mengenang masa-masa perjuangannya di dunia politik dan pemerintahan.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Wihana Kirana Jaya menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga kualitas demokrasi di era digital. Ia mengaitkan pandangannya dengan teori ekonomi demokratis yang juga menjadi tema utama dalam karyanya berjudul “Membangun Ekonomi Demokratik.”
“Gen-Z memiliki posisi strategis dalam demokrasi karena mereka tumbuh bersama teknologi. Dengan pemahaman yang baik tentang informasi dan media digital, mereka bisa menjadi pengontrol sekaligus penggerak demokrasi yang sehat,” ujar Wihana.
Baca Juga: Idham Samawi: Tanamkan Sejak Dini Jiwa Kebangsaan
Dalam sesi tanya jawab, salah satu audiens menyoroti kondisi saat ini di mana banyak institusi dan media yang disebut sudah ditunggangi kepentingan tertentu. Pertanyaan itu kemudian dijawab dengan tegas oleh Wihana yang menekankan pentingnya peran anak muda dalam menjaga keseimbangan demokrasi.
“Anak muda mampu menjaga balance of acquaintance dalam demokrasi. Saat banyak institusi dikuasai kelompok berkepentingan, Gen-Z justru punya peluang besar untuk melawan arus itu. Dengan literasi digital dan semangat citizen journalism, mereka bisa menyuarakan kebenaran dan menjaga demokrasi tetap hidup,” jelasnya.
Acara yang berlangsung hingga pukul 18.00 WIB ini ditutup dengan sesi pembagian hadiah berupa buku karya Prof. Wihana bagi para audiens yang aktif bertanya. Buku tersebut menjadi rujukan utama dalam materi yang disampaikan sang profesor selama diskusi berlangsung.(*)