HAKI DIY Kumpulkan Engineering Seluruh Indonesia, Bahas SLF Pastikan Bangunan Laik Fungsi

Photo Author
- Rabu, 29 Oktober 2025 | 19:32 WIB
  Ketua HAKI DIY dan Pusat saat berbicara pada media ( (Harminanto))
Ketua HAKI DIY dan Pusat saat berbicara pada media ( (Harminanto))


Krjogja.com - YOGYA - Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Komda DIY menggelar seminar dan expo bertajuk Bangunan Laik Fungsi pada 26–27 November 2025 di Hotel Grand Rohan Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari seminar tahun lalu yang menyoroti keamanan struktur bangunan terkait penerapan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

Ketua HAKI Komda DIY, Dr. Hery Kristiyanto, mengatakan kegiatan tahun ini berfokus pada bangunan yang sudah terbangun agar tetap memenuhi standar keamanan dan kenyamanan. "Kali ini tema kami Bangunan Laik Fungsi, orientasinya pada bangunan yang sudah berdiri. Karena seiring waktu bisa terjadi kerusakan baik struktur maupun material. Maka setiap jangka waktu tertentu perlu diajukan sertifikat laik fungsi," ungkapnya pada wartawan, Rabu (29/10/2025).

Menurut Hery, sertifikat laik fungsi (SLF) umumnya diajukan oleh pengelola hotel agar dapat memperpanjang izin usaha, namun kewajiban ini sebenarnya berlaku bagi seluruh jenis bangunan. "Tidak hanya gedung, tapi juga jembatan, jalan layang, terowongan, rumah pribadi, dan banyak lagi. Kami menghadirkan narasumber terpercaya secara nasional, dua profesor dari ITB dan dua dari UGM. Kapasitas mereka tidak perlu diragukan lagi," tambahnya.

Baca Juga: Prediksi dan Head to Head PSIM Yogyakarta vs Persik Kediri di BRI Liga Super 2025 Pekan Ini

Hery menegaskan tema ini sangat relevan, terutama setelah muncul kasus bangunan roboh di sejumlah daerah, termasuk pondok pesantren. "Penting dilakukan asesmen menyeluruh yang akan dibahas detail dalam seminar nanti. Pesertanya para engineer, konsultan, dosen, dan kontraktor," katanya.

Kegiatan tersebut menargetkan 200 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Selain seminar, juga digelar pameran material konstruksi serta uji sertifikasi keahlian (SKK) bagi para engineer.

"Material adalah bagian penting, sehingga kami adakan pameran dan sertifikasi yang banyak dicari para profesional di bidang konstruksi," ujar Hery.

Sementara, Ketua I HAKI Pusat, M. Arif Toto Raharjo, menyambut baik inisiatif HAKI DIY yang secara konsisten menggelar kegiatan edukatif setiap tahun. Menurutnya, Yogyakarta menjadi lokasi yang ideal karena memiliki pengalaman langsung dengan gempa bumi 2006.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Yogyakarta Kamis 30 Oktober 2025: Waspadai Hujan Sedang dan Ringan di Seluruh Wilayah

"DIY menjadi tempat pertemuan yang sangat pas karena selain letaknya di tengah, juga punya bukti otentik pentingnya bangunan laik fungsi pasca gempa. Ada contoh bangunan Pegadaian di Imogiri yang tidak roboh saat gempa 2006. Kita bisa banyak belajar di sini," tuturnya.

Arif menambahkan, HAKI terus mendorong sosialisasi Tim Profesi Ahli agar masyarakat memahami aturan PBG dan SLF yang kini menjadi syarat wajib dalam penyelenggaraan bangunan. "Kami membantu pemerintah agar kebijakan bisa diterapkan lebih mudah. Banyak masyarakat mengalami kesulitan mengurus PBG dan SLF, maka peran konsultan yang baik dan berkualifikasi sangat dibutuhkan," tegasnya.

Dengan kolaborasi akademisi, praktisi, dan pemerintah, HAKI berharap kegiatan ini dapat memperkuat kesadaran pentingnya keamanan bangunan sekaligus meningkatkan profesionalisme para ahli konstruksi di Indonesia. "Kami ingin mewujudkan tujuan akhir agar penghuni bangunan aman dan nyaman," pungkasnya. (Fxh)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

X