Krjogja.com - YOGYA - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Malam Anugerah Penyiaran DIY 2025 bertajuk 'Pesta Penyiaran Istimewa, Never Ending Broadcasting' di Auditorium Universitas Amikom Yogyakarta, Senin (10/11/2025) malam. Dalam ajang ini, sebanyak 37 penghargaan dari 25 kategori diberikan kepada lembaga penyiaran berprestasi dan tokoh inspiratif penyiaran di DIY.
Ketua KPID DIY, Hazwan Iskandar Jaya, mengatakan malam penghargaan ini bukan sekadar seremoni, tetapi bentuk komitmen untuk menjaga semangat penyiaran tanpa akhir di Bumi Mataram. "Yogyakarta sebagai miniatur Indonesia adalah jantung kebudayaan, pendidikan, dan tentu saja penyiaran yang istimewa," ujarnya. Acara ini dihadiri oleh para pimpinan lembaga penyiaran se-DIY, baik yang berjejaring nasional maupun lokal. Turut hadir Wakil Walikota Yogyakarta, Wawan Harmawan, serta Forkopimda DIY.
Hazwan menegaskan, tema 'Never Ending Broadcasting' menjadi pengingat bahwa penyiaran adalah denyut nadi kehidupan publik yang tak boleh berhenti. "Di tengah derasnya arus digital, lembaga penyiaran di DIY mampu menjaga marwah, menjunjung kearifan lokal, dan terus berinovasi," katanya.
Pada malam penghargaan tersebut, KPID DIY juga memberikan anugerah Tokoh Inspiratif Penyiaran DIY 2025 kepada GKR Mangkubumi, BPH Kusumo Bimantoro, Drs H Mohammad Idham Samawi, almarhum KH Imam Aziz, Prof Dr M Suyanto, Dr Hj Yuni Satia Rahayu, dan Dr KRT Akhir Lusono. "Penghargaan ini kami berikan kepada tokoh yang karyanya menjadi sumber inspirasi bagi insan penyiaran," ucap Hazwan.
Komisioner KPI Pusat, Amin Shabana, menyebut kegiatan ini sebagai perayaan besar bagi dunia penyiaran. "Ini adalah lebarannya insan penyiaran di Yogyakarta. Di tengah disrupsi teknologi digital, semangat seperti ini penting untuk menjaga keberlangsungan industri penyiaran," ujarnya.
Plt Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerja Sama BPIP RI, Prof Dr Agus Moh Najib, menyampaikan pentingnya peran penyiaran dalam menjaga persatuan bangsa. “Kebebasan pers dan penyiaran harus berjalan seiring dengan nilai religius serta semangat persatuan Indonesia," katanya.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Hari Edi Tri Wahyu Nugroho, menegaskan pentingnya penyiaran yang berakar pada nilai kemanusiaan dan kebudayaan khas Yogyakarta. "Penyiaran adalah denyut kehidupan publik yang menumbuhkan optimisme di tengah masyarakat. Semoga anugerah ini menjadi inspirasi untuk terus menyiarkan kebaikan tanpa henti," tutur Sultan. (Dev)