Krjogja.com - YOGYA - Warga Kampung Singosaren RT 52/RW 12, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta meresmikan penamaan tiga gang yang diambil dari nama tokoh legendaris setempat, Minggu (16/11/2025). Peresmian ditandai penandatanganan prasasti, dan pengguntingan pita oleh Mantri Pamong Praja Wirobrajan bersama pengurus kampung.
Ketua RT 52, Tuhu Subagyo, menyampaikan bahwa penamaan gang ini merupakan bentuk penghormatan terhadap tiga tokoh yang pernah memberikan kontribusi besar bagi lingkungan Singosaren. “Peresmian nama gang hari ini memiliki makna istimewa karena kita sepakat mengabadikan nama tiga tokoh legendaris yang memberi kontribusi besar bagi RT 52 dan Kampung Singosaren," ujarnya.
Ketiga tokoh tersebut adalah Romo Bagong Kussudiardja, maestro seni yang membawa semangat kreativitas di tengah masyarakat, Romo Hadi Suprayitno yang dikenal atas kepedulian sosial, serta Romo Dardjan yang berjasa menjaga kerukunan dan keamanan lingkungan. "Penamaan gang ini diharapkan memperkuat identitas kampung serta memperkenalkan sejarah lokal kepada generasi muda," katanya.
Baca Juga: Tanpa Perubahan yang Nyata Maka Media Bakal Tinggal Kenangan
Mantri Pamong Praja Wirobrajan, Sarwanto, menegaskan bahwa penamaan gang bukan sekadar penetapan administrasi, tetapi memiliki nilai sejarah yang penting. "Ini adalah bentuk penghormatan terhadap jasa besar Romo Bagong Kussudiardja, Romo Hadi Suprayitno, dan Romo Dardjan yang telah memberi pengaruh besar bagi perkembangan sosial, ekonomi, seni, dan budaya di Singosaren," katanya.
Seniman Butet Kartaredjasa (anak dari Bagong Kussudiardja) yang turut hadir dalam acara itu menyampaikan apresiasinya kepada warga Singosaren. "Ini merupakan penghormatan yang luar biasa, dan mudah-mudahan kebaikan dari ketiga beliau bisa terwariskan kepada generasi baru," ujarnya.
Butet menilai inisiatif warga Singosaren dapat menjadi inspirasi bagi kampung lain di Yogyakarta untuk mengabadikan tokoh lokal yang berjasa bagi masyarakat. Ia menegaskan bahwa pelestarian nilai keteladanan adalah bagian penting dari upaya nguri-uri kabudayan atau melestarikan budaya Jawa.
Baca Juga: PSS Siap Hadapi Persiku, Ansyari Lubis Ungkap Kondisi Riko Simanjuntak, Ini Prediksi Line Up
Butet juga mengenang kedekatannya dengan Kampung Singosaren sejak masa kecilnya. Ia menuturkan bahwa keluarganya pindah ke wilayah itu pada 1966 dan hingga kini tetap memiliki keterikatan kuat. "Saya tidak bisa tercabut dari akar kebudayaan saya di Kampung Singosaren," katanya. (Dev)