Ia meminta gereja dan pemuka agama untuk menjaga kesederhanaan perayaan serta meningkatkan kewaspadaan demi terciptanya situasi yang aman dan terkendali. “Kita harus merangkul masyarakat dan turun ke bawah, bukan hanya fokus pada ibadah resmi,” kata Tri.
Ia menambahkan bahwa pemuka agama memiliki peran besar dalam menjaga keteduhan sosial, terutama menjelang akhir tahun yang identik dengan meningkatnya mobilitas dan aktivitas publik. Menurutnya, kolaborasi gereja dan kepolisian menjadi kunci agar Yogyakarta tetap kondusif.
Pertemuan ditutup dengan doa bersama serta ajakan memperkuat komunikasi lintas denominasi dan dengan aparat keamanan. Para pemuka gereja sepakat terus menjaga Yogyakarta sebagai provinsi toleran yang rukun, guyub, dan aman bagi seluruh umat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.