Pengamat LPI dan UGM Minta Semua Pihak Dukung Pertamina Lawan Mafia Migas

Photo Author
- Selasa, 25 November 2025 | 13:25 WIB
Kilang Pertamina (Foto: Istimewa)
Kilang Pertamina (Foto: Istimewa)



Krjogja.com - YOGYA - Direktur Eksekutif Lembaga Literasi Politik Indonesia (LPI) Ujang Komarudin mengatakan langkah pembenahan tata kelola dan layanan yang tengah dilakukan Pertamina harus mendapat dukungan dari semua pihak. Menurutnya, dukungan tersebut diperlukan karena Pertamina berpotensi menjadi sasaran tembak dari para mafia migas.

"Mafia migas akan memberikan tekanan terhadap perusahaan plat merah tersebut dari berbagai cara. Karena itu semua pihak harus membantu Pertamina agar mafia migas tidak menggerogoti atau menggembosi Pertamina," ungkap Ujang dikutip Selasa (25/11/2025).

Baca Juga: Agis Buka Babak Musikal Baru Lewat Single 'Sadar', Perjalanan Sound Pop yang Lebih Matang

Menurut Ujang, Pertamina membutuhkan dukungan bukan hanya dari Presiden saja tetapi juga harus dari semua pihak. "Dukungan Pertamina bukan saja dari Pak Presiden Prabowo, tetapi dari semua pihak, termasuk masyarakat," tandas Ujang.

Ujang menambahkan terkait potensi terburuk jika Pertamina tidak mendapatkan dukungan banyak pihak. Di antaranya menurut dia adalah mudahnya pihak tertentu melakukan agenda settingnya dan justru adu domba dengan masyarakat.

"Tentunya kalau Pertamina tidak dapat dukungan dampaknya sangat besar, karena akan adanya adu domba Pertamina dengan masyarakat, dan akan ada pihak-pihak atau mafia migas yang masuk ke dalam Pertamina agar perusahaan plat merah itu menjadi rusak dalam tata kelola, maka publik harus mendukung Pertamina bersih-bersih dari mafia migas," ucapnya.

Baca Juga: PSS Surati PSSI Buntut Keputusan Wasit di Laga Hadapi Deltras

Selain Ujang, pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi juga mengingatkan tentang ancaman mafia migas yang masih mengganggu pemerintah. Menurut Fahmy, mafia migas masih ada dan kini beregenerasi dalam satu jaringan.

"Saya berkeyakinan ini (mafia migas) masih satu jaringan dengan sebelumnya karena yang ditangkap ini anaknya Riza Chalid. Modus yang digunakan sama persis seolah-olah itu melanjutkan apa yang sudah dilakukan generasi sebelumnya tapi mungkin anaknya kurang piawai dan ditangkap oleh Kejaksaan," pungkasnya. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

X