Krjogja.com - YOGYA - Tim Program Transformasi Teknologi dan Inovasi (PTTI) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melakukan pendampingan kepada kelompok masyarakat di Kelurahan Bumijo, Jetis, Yogyakarta, untuk mengolah sampah menjadi sumber penghasilan. Melalui skema PTTI tahun 2025, tim berfokus menguatkan dua kelompok mitra yang selama ini aktif di Bank Sampah Berseri 35, yakni Kelompok Tani Argo Farmindo Berseri dan Kelompok Kerajinan Rumah Kreasi Berseri 35.
Dipimpin Dr Phil Galeh NIP Pratama MPd tim PTTI UNY mengusung tema kegiatan 'Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik Bank Sampah Berseri 35 untuk Income Generating Kelompok Pertanian dan Kerajinan di Bumijo Kulon, Yogyakarta'. Program ini selaras dengan agenda ekonomi hijau dan penguatan ekonomi kreatif yang mendorong kemandirian warga kota dalam mengelola sampah pascapenutupan TPA Piyungan.
Menurut Galeh, Kelurahan Bumijo selama ini dikenal sebagai salah satu pionir pengelolaan sampah mandiri di Kota Yogyakarta melalui Bank Sampah Berseri 35 yang berdiri sejak 2019 dan kini melayani sedikitnya 60 nasabah dari empat RT. "Berbagai inisiatif warga, mulai dari pemilahan sampah rumah tangga hingga pembentukan kelompok tani dan kelompok kerajinan, menjadi modal sosial yang kemudian diperkuat lewat sentuhan teknologi dan pendampingan UNY," jelasnya kepada Krjogja.com, Kamis (27/11/2025).
Pada sisi sampah organik, Kelompok Tani Argo Farmindo Berseri mendapatkan alih teknologi pengolahan sampah menjadi pupuk dan pakan. Tim PTTI UNY menghadirkan mesin pengayak kompos, teknologi pembuatan pupuk cair organik, serta rumah budidaya maggot dan lalat Black Soldier Fly (BSF) untuk mempercepat penguraian sampah organik dan menambah sumber pendapatan petani.
Melalui paket pelatihan dan pendampingan, kelompok ditargetkan mampu meningkatkan kapasitas produksi pupuk kompos dari sekitar 2 meter kubik menjadi 5 meter kubik dan menghasilkan produk unggulan berupa pupuk kompos, pupuk cair, serta maggot bernutrisi. "Tidak hanya produksi, aspek manajemen dan tata kelola juga disentuh dalam program ini," terang Galeh. (Hit)