Ketoprak Cepet ‘Gentho Edan’ Gemparkan Purawisata, Bupati Temanggung Ikut Main!

Photo Author
- Sabtu, 29 November 2025 | 18:15 WIB

YOGYA (KRJogja.com) – Pementasan Ketoprak Cepet lakon ‘Gentho Edan’ meriahkan Amphitheater Purawisata Yogyakarta, Kamis (27/11) malam. Selama dua jam, panggung dipenuhi gelak tawa dan suasana akrab berkat balutan komedi, improvisasi, dan alur cerita yang semakin dramatis menuju akhir.

Pertunjukan ini disutradarai Gita Gilang dengan naskah karya Rajiman, menampilkan deretan seniman Yogyakarta seperti Stefanus Dalijo ‘Angkring’, Dina ‘Trinil’, Lisa ‘Raminten’, Aldo Iwak Kebo, Novi Kalur, Jumitri, Vico Vertigo ‘Ciblek’, serta dalang Ki Utoro. Pementasan merupakan kolaborasi Sanggar Gita Gilang dan Mandira Baruga.

Yang menarik, sejumlah tokoh turut tampil sebagai pemain tamu, di antaranya
– Prof Dr Kuswarsantyo MHum (Direktur AKN Seni Budaya & dosen UNY),
– Drs Gandung Djatmiko MPd (dosen Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta),
– H Koeswanto SIP (anggota DPRD DIY),
– Agus Setiawan (Bupati Temanggung).

Tim produksi turut diperkuat Fajar ‘Cothit’ (musik), Joko Lisandono (lampu), Agus ‘Karya’ dan Ade ‘Cluring’ (artistik), serta Dwi Herianto (kostum).

Kisah ‘Gentho Edan’: Cinta Gagal yang Berujung Gila

Cerita berpusat pada Gentho, pemuda yang patah hati karena cintanya ditolak Cempluk Warsiyah, putri Warok Suromenggala. Cempluk menikah dengan Raden Subroto, membuat Gentho terpuruk hingga “edan”. Ia bertekad merebut Cempluk dan menyerang Subroto, namun pada akhirnya tersadar setelah ditenangkan dan diobati Warok Suromenggala.

Dukung Silaturahmi Seni Temanggung–DIY

Stefanus Dalijo ‘Angkring’, yang memerankan Warok Suromenggala, mengaku senang terlibat dalam lakon ini.

“Saya senang ikut mendukung pentas Ketoprak Cepet cerita ‘Gentho Edan’ karena bisa bertemu para seniman, nostalgia dengan teman lama seperti Mas Gandung Djatmiko dan Prof Kuswarsantyo. Bahkan bisa satu panggung dengan Bupati Temanggung Agus Setiawan,” ujarnya.

Bupati Temanggung Agus Setiawan pun mengaku antusias diberi kesempatan terlibat di panggung.

“Ini kali pertama saya ikut bermain Ketoprak Cepet dan bisa bertemu para seniman Yogyakarta karena diajak teman lama, Mas Gita Gilang. Saya senang, ini menjadi sarana silaturahmi budaya antara Temanggung dan DIY,” katanya sebelum naik panggung.

Pementasan ini menjadi bukti bahwa seni tradisi masih relevan sebagai wadah kebersamaan lintas profesi, dari seniman, akademisi, pejabat publik, hingga komunitas seni.

(Khocil Birawa)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X