Lukisan Kelas Sultan, Sam Sianata Angkat Isu Lingkungan Lewat Multi Artform Masterpiece

Photo Author
- Sabtu, 6 Desember 2025 | 05:05 WIB
 Salah satu karya Sam Siananta (istinewa)
Salah satu karya Sam Siananta (istinewa)


Krjogja.com – YOGYA – Seniman internasional Sam Sianata kembali mencuri perhatian dengan karya-karya ultra-premiumnya yang menggabungkan visual art, audio kreatif, dan konsep naratif multidimensi. Ia dikenal sebagai satu-satunya seniman yang mampu menghadirkan “multi artform masterpiece” dalam bentuk seni lukis, musik, dan maskot dalam satu kesatuan pesan.

Lukisan-lukisan Sam selama ini disebut sebagai “kelas sultan” bukan semata karena harganya. Nilai prestise, kedalaman makna, dan visi besar yang dibawanya membuat karya itu diposisikan sebagai simbol status para kolektor papan atas.

Karya Sam Sianata juga masuk kategori ultra-premium art asset yang tidak beredar bebas di pasar. "Kelangkaan inilah yang membuatnya menjadi aset kelas sultan, rare, high-concept, and future investment grade," ungkap Sam, Jumat (5/12/2025) ketika berbincang mengenai karakter eksklusif karyanya.

Baca Juga: Karanganyar Luncurkan Percontohan Pengambilan Sampah Terpilah

Ia membangun konsep Trinity Art, sebuah gagasan multi-dimensi yang menggabungkan seni lukis (lukisan), seni musik (lagu), dan seni kreatif (maskot). Menurutnya, karya seni tidak hanya dinikmati dengan mata, tetapi juga harus dirasakan secara spiritual dan emosional oleh audiens.

Setiap karyanya membawa pesan spesifik, termasuk soal lingkungan dalam “Go Green Taruparwa”, transformasi diri pada “Rupatawa”, hingga pesan cinta universal dalam “Sang Raja Cinta”. Karya Sam tidak diproduksi massal, banyak yang hanya dibuat satu kali, begitu ciri eksklusivitas yang ditegaskannya.

Isu yang diangkat bukan sembarangan. Sam menyentuh tema besar seperti kesadaran lingkungan, perjalanan spiritual, dan evolusi peradaban manusia yang menjadikan karyanya lekat dengan kedalaman filosofis.

Baca Juga: Sedang Dibuka, Begini Tahapan Pengisian Aplikasi Beasiswa Luar Negeri Stipendium Hungaricum

"Karya yang punya mission behind the canvas biasanya menjadi incaran kolektor kelas atas,” ungkap Sam dalam penjelasannya tentang daya tarik filosofis dan nilai jangka panjang karya seni. Para kolektor, menurutnya, tidak hanya membeli gambar, tetapi membeli warisan ide dan visi masa depan," tandas Sam.

Julukan Pelukis Satu Triliun yang melekat pada dirinya juga memperkuat aura eksklusivitas itu. Bagi para kolektor, julukan tersebut bukan sekadar angka, melainkan pengakuan terhadap potensi investasi karya Sam yang sudah lama masuk radar kolektor elit.

Dengan perpaduan seni, intelektualitas, spiritualitas, dan prestige, karya Sam Sianata berdiri di kelasnya sendiri. Ia menegaskan bahwa lukisannya bukan hanya objek pajangan, tetapi representasi status sosial, kedalaman visi, dan aset masa depan bagi para penggemarnya. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

X