KRjogja.com - YOGYA - Media memiliki tanggung jawab moral untuk melawan stereotip dan diskriminasi terhadap perempuan, karena pemberitaan yang tidak berperspektif gender dapat memperkuat ketidakadilan di masyarakat. Penegasan tersebut disampaikan Wakil Ketua DPD RI Gusti Kanjeng Ratu Hemas dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang dikemas dalam diskusi publik bertema 'Peran Media dalam Mendorong Gerakan Perempuan di Yogyakarta' di Ruang Serbaguna Kantor DPD RI DIY, Jalan Kusumanegara, Yogyakarta, Rabu (17/12/2025).
Kegiatan tersebut diikuti oleh insan media, perwakilan organisasi perempuan, akademisi, serta para pemangku kepentingan yang memiliki perhatian terhadap isu kesetaraan gender dan pembangunan sosial di Yogyakarta. Diskusi publik ini menghadirkan narasumber Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Prof Alimatul Qibtiyah dan jurnalis Shinta Maharani.
Baca Juga: Santri Ponpes Manjung Meninggal Diduga Korban Perundungan
GKR Hemas menekankan bahwa Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Bhinneka Tunggal Ika, merupakan fondasi utama dalam membangun kehidupan berbangsa yang adil dan berkeadaban, termasuk dalam penguatan peran perempuan.
GKR Hemas menilai media memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan sosial karena tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk opini publik dan perspektif masyarakat terhadap isu-isu perempuan. "Media memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong narasi yang adil gender, mengangkat peran dan kontribusi perempuan, serta melawan stereotip dan diskriminasi," tegasnya.
Baca Juga: Bukan Malioboro, Ini Wisata Jogja yang Masih Sepi dan Cocok untuk Healing
Dalam konteks Pancasila, GKR Hemas menekankan bahwa nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, serta keadilan sosial sebagaimana tertuang dalam Pancasila harus menjadi landasan utama dalam produksi konten media. Selain itu, UUD NRI Tahun 1945 juga menjamin persamaan kedudukan setiap warga negara di hadapan hukum, termasuk hak perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai bidang kehidupan.
Melalui forum tersebut, GKR Hemas berharap nilai-nilai kebangsaan dapat terus diinternalisasi dan diwujudkan dalam praktik nyata, khususnya melalui peran media yang sensitif gender dan berpihak pada upaya pemberdayaan perempuan. "Gerakan perempuan yang kuat, didukung oleh media yang berperspektif kebangsaan, akan menjadi pilar penting dalam mewujudkan masyarakat Yogyakarta yang inklusif, adil, dan berkemajuan," pungkasnya. (Dev)