yogyakarta

Argya Bayuaji, Mahasiswa Pengidap Parkinson yang Jadi Asisten Dosen

Jumat, 20 Desember 2019 | 10:27 WIB
Argya Bayuaji, mahasiswa pengidap parkinson yang jadi asisten dosen. (Foto : Felicia Echie)

“Waktu pertama kena itu yang langsung muncul adalah perasaan tidak percaya. Serius, aku masih muda banget, tidak mungkin. Aku sempet depresi dan cuma mengurung diri di kamar sampai tidak kuliah selama seminggu," ucap Argya dengan suaranya yang serak akibat parkinson.

Diceritakan Argya, dokter yang menanganinya sempat mengatakan jika kasus yang menimpa dirinya cukup langka karena menyerang dalam usia cukup muda yakni 22 tahun. Bahkan Argya termasuk pengidap parkinson termuda yang penyebabnya pun belum dapat diketahui secara pasti sampai saat ini.

“Kalau aku gejala awal yang muncul itu ‘pill rolling tremor’, kayak ngitung uang itu lho. Awalnya aku tidak mau periksa, tapi karena makin lama makin parah terus akhirnya aku memutuskan untuk periksa. Awalnya cuma tangan, baru setelah itu ke kepala sama kaki bagian kanan, terus sekarang mulai menjalar ke kiri. Paling kelihatan tremor itu kalau pas istirahat, karena nggak melakukan sesuatu," jelas Argya.

Disamping tremor Argya juga menambahkan sendi-sendi orang yang mengidap parkinson akan kaku. Jalannya melambat, kepalanya semakin merunduk, keseimbangannya terganggu, serta hilangnya refleks ekspresi yang menyebabkannya kerap terlambat tertawa.

Akibat penyakit yang dideritanya ini, keseharian Argya menjadi banyak berubah. Mulai dari memegang benda, tangannya jadi lebih gemetar dan melambat. Lalu memakai baju dan celana sampai makan, waktu yang diperlukan lebih lama karena pergerakan tubuhnya yang membuatnya agak kesulitan.

Ia pun bercerita bahwa dulu pergi kemanapun bisa mengendarai motor sendiri. Namun sekarang ia membutuhkan bantuan adik, teman, maupun ojol untuk mengantarkannya ketika ia hendak pergi. Bahkan mulai sekitar 2-3 bulan yang lalu, penyakit ini juga mempengaruhi suaranya yang menjadi lebih serak dan cadel.

Tak hanya kesehariannya dalam beraktivitas, namun penyakit yang dideritanya ini juga mempengaruhi sikap teman-teman Argya. “Temenku dulu banyak, sebelum mengidap penyakit ini. Tapi setelah kena, temenku gugur satu per satu, banyak yang menjauh," imbuh mahasiswa Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta ini.

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB