Semangat dari orang-orang terdekatnyalah yang membuat Argya tetap bertahan dan kuat menjalani hidup bersama penyakit parkinson ini. Orangtuanya tidak pernah membatasi kegiatan Argya dan teman terdekatnya selalu menguatkannya melalui perkataan maupun tindakan. Argya dibantu berjalan ketika di kampus, pun diantarkan pulang selepas kuliah.
Oleh karena itulah, Argya berpesan bagi para pengidap penyakit parkinson agar semangat, gigih dan selalu berdoa. Parkinson membuat pergerakan seseorang terbatas, namun bukan berarti orangnya menjadi ikut terbatas. Ada banyak solusi yang bisa dilakukan ketika satu pekerjaan tidak bisa dilakukan sendiri.
“Contohnya aku nih ya, karena parkinson kan jadi nggak bisa nulis, ya aku rekam pakai handphone, terkadang bahkan aku bawa recorder. Jadikan parkinson itu teman, bukan penyebab kematian karena yang tahu parkinson ya diri kita sendiri,†pungkas Argya akhirnya. (Felicia Echie)