"Peringatan ini sebagai tonggak harapan dan semangat atas kebaikan yang sedang dan akan terus lestari. Kebahagiaan dan optimisme dimiliki masyarakat menyongsong ruang hidup kota yang nyaman dihuni, humanis di berbagai aspek sosial, ekonomi, budaya dan religius. Semua dikolaborasikan sebagai derap langkah menghadapi tantangan," katanya.
Haryadi juga berharap melalui hajatan bersama ini dapat menggelorakan dan menyatukan harapan demi kemajuan seluruh warga. Selain itu dapat makin meneguhkan Kota Yogyakarta sebagai miniatur Indonesia dengan memberikan pelayanan prima kepada seluruh warga yang datang.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X yang datang mewakili Gubernur DIY Sri Sultan HB X menegaskan Yogyakarta menjadi rumah bagi seluruh bangsa Indonesia. Karena itu sangat layak jika disebut miniatur Indonesia.
"Kebhinnekaan adalah tradisi. Kraton, kampung dan kampus bisa bersinergi menjasi potensi masyarakat dalam jalinan harmonis dan mensejahterakan. Masyarakat dan kaum intelektual bisa menjadi satu kapan dan dimana saja tanpa memerlukan rekayasa sosial," jelasnya.
Hal tersebut menjadi bentuk pengejawantahan golong-gilig sinergitas antar elemen pemerintah dan rakyat yang terjadi secara alami. Kota Yogyakarta diharapkan selalu berkembang sebagai kota pelajar, budaya sekaligus wisata.
WJNC #4 yang dihadiri 28 anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ini dibuka langsung Wagub DIY Paku Alam X dengan memberikan replika Gunungan Wayang kepada Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Selanjutnya dihadirkan 14 penampilan yang mewakili tiap kecamatan di Kota Yogyakarta.
Tiap penampil menghadirkan tema salah satu tokoh wanara dalam dunia pewayangan yang kemudian dikenal menjadi wadyabala Prabu Ramawijaya dari Kerajaan Pancawati. Selain tarian, juga dihadirkan satu maskot berbentuk tokoh wanara/kapi yang menjadi tema penampilan. Sebelumnya juga ditampilkan flashmob Tarian Kapi-Kapi yang diikuti ratusan pelajar SMA/SMK di Kota Yogyakarta. (Feb)