yogyakarta

Amanda dan Nadya Bangga Dipercaya Bawa Baki Bendera Merah Putih

Jumat, 18 Agustus 2017 | 00:12 WIB

BEGITU pasukan paskibraka masuk ke lapangan upacara di Istana Kepresidenan Yogyakarta, seluruh mata langsung tertuju kepada sang pembawa baki tempat duplikat sang saka merah putih diletakkan. Samar-samar mulai terdengar para hadirin upacara bertanya siapa nama pembawa baki tersebut dan dari mana asal muasalnya.

Amanda Prawesti Nuramanah, nama gadis pembawa baki saat pengibaran bendera merah putih di Istana Kepresidenan Yogyakarta. Untuk mengemban tugas sebagai pembawa baki saat pengibaran bendera merah putih, ia pun harus melalui proses yang panjang. Beruntung saat berlatih menjadi pembawa baki ia tak sendirian, ia ditemani oleh sang pembawa baki saat penurunan bendera merah putih, Nadya Amaranggana Prasetya. Kedua gadis kelahiran tahun 2001 ini sama-sama telah menempuh proses yang tidak mudah untuk mengemban tugas menjadi pembawa baki.

Amanda dan Nadya bersama teman-teman Paskibra yang lain mulai berlatih sejak bulan April untuk mempersiapkan seleksi. “Awalnya kami diseleksi dari sekolah, kemudian terpilih 10 orang dari tiap sekolah yang ada di Yogyakarta. Kemudian kami melalui seleksi di Kabupaten, setelah itu diambil 16 orang bakal calon provinsi dari tiap sekolah, itu masih diseleksi lagi. Baru lah diambil 8 orang dari tiap sekolah untuk provinsi. Alhamdulillah saya juga masuk cadangan paskibraka nasional,” papar Amanda saat ditemui disela waktu istirahat usai upacara pengibaran bendera di Gedung Agung Yogyakarta.

Sebelum menjadi paskibra tinkat provinsi, Amanda yang bersekolah di SMA Negeri 3 Bantul dan Nadya yang bersekolah di SMA Negeri 1 Yogyakarta ini berlatih bersama teman-teman mereka mulai dari pukul 1 siang sampai pukul 5 sore. Karena Amanda berasal dari sekolah di Bantul, ia berlatih di Kantor Kabupaten Bantul dan Nadya berlatih di Balai Kota Yogyakarta.

Dukungan Penuh dari Orang Tua

“Untuk berlatih saya harus sementara meninggalkan club badminton yang sedang saya urus, beruntung ada ayah yang membantu saya dalam hal itu,” kata Amanda.

Meskipun begitu, putri dari Frasianto Prihadi Ariwibowo dan Nurtiyah Wijayanti itu tak merasa rugi. Pasalnya menjadi pembawa baki adalah hal yang ia impikan sejak kecil, ditambah lagi dukungan penuh ia dapatkan dari kedua orangtuanya.

“Sejak saya kecil, kalau saya lihat paskibraka di televisi setiap 17 Agustus, saya selalu senang, saya sampai ingin sekali jadi paskibraka. Masa SMA adalah masa yang paling saya nantikan, karena saat SMA saya bisa mendapat kesempatan untuk mencalonkan diri jadi paskibraka,” ujar gadis kelahiran Cirebon 5 Februari 2001 tersebut.

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB