yogyakarta

Tampilkan Koleksi 3 Jaman, Sonobudoyo Bersolek Jadi Museum Riset

Kamis, 23 Juni 2016 | 15:04 WIB

YOGYA (KRjogja.com) - Kompleks Museum Sonobudoyo kini terlihat begitu rapi hampir di semua sudut. Penataan hasil renovasi dipadu arsitektur asli menjadi kolaborasi yang menarik untuk diamati.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Umar Priyono kepada wartawan, Kamis (23/06/2016) mengatakan saat ini total koleksi Sonobudoyo mencapai 63 ribu buah. Koleksi tersebut secara spesial memuat tiga peralihan jaman di Yogyakarta yakni masa pra sejarah, sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan.

"Spesial sekali memang museum Sonobudoyo ini karena punya koleksi dari tiga jaman yakni pra sejarah, pra kemerdekaan dan setelah kemerdekaan. Total koleksi kini ada 63 ribu dan lebih spesial lagi semakin banyak mahasiswa dari berbagai daerah yang melakukan penelitian di Sonobudoyo," ungkapnya.

Hal inilah yang kemudian membuat Dinas Kebudayaan DIY berniat menjadikan Sonobudoyo sebagai museum riset. "Kita dorong jadi museum riset karena semua peneliti yang ke Sonobudoyo melihat keunikan baik dari koleksi hingga arsitektur bangunan Java Institute ini," imbuhnya.

Terkait koleksi yang mencapai 63 ribu, Umar juga menyampaikan bahwa saat ini seluruh koleksi sudah teridentifikasi. "Di semua koleksi sekarang sudah ada informasinya, jadi siapapun yang datang bisa mengetahui persis detail keterangannya," imbuh Umar.

KRjogja.com sempat menjajal masuk ke beberapa ruangan Sonobudoyo Rabu (22/06/2016) kemarin. Tambahan arsitektur baru dan ruang gudang yang telah berubah menjadi ruang multi purpose untuk menampilkan karya-karya peninggalan budaya Jawa yang bernilai tinggi pun tampak di museum yang telah menghabiskan dana 2,7 miliar untuk renovasi ini.

Ribuan topeng, patung, perkakas perlengkapan raja Kraton Yogyakarta, hingga gamelan peninggalan HB VII akan membuat kita berdecak kagum memahami betapa kaya DIY ini. Biaya tiket yang cukup murah yakni Rp 5 ribu untuk turis asing, Rp 3 ribu turis domestik dan Rp 2.500 untuk anak pun menjadi alasan mengapa kita harus mampir menyaksikan sisa sejarah budaya DIY di Sonobudoyo.

Beberapa waktu mendatang setelah renovasi di beberapa bagian selesai, akan diadakan pameran tematik setiap satu bulan untuk menarik minat kunjungan. "Satu bulan mungkin pameran wayang kulit, bulan berikutnya keris lalu kemudian batik, maka pengunjung yang punya minat akan datang, itulah yang kami harapkan bisa hadir di Sonobudoyo dalam waktu dekat ini," pungkas Umar. (Fxh)

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB