yogyakarta

Sejak Tahun 2014 Garin Nugroho Sebut Debat Capres dan Cawapres Mirip Cerdas Cermat, Ini Sebabnya

Kamis, 4 Januari 2024 | 12:30 WIB
Garin Nugroho selaku Direktur Artistik GIK memberi keterangan pers (Karni)


KRjogja.com - Beragam tanggapan diberikan oleh masyarakat berkenaan dengan berlangsungnya debat capres dan debat cawapres. Ada yang memberikan respons berkenaan dengan subtansi debat, banyak pula yang mempertanyakan hal teknis dan gaya atau tingkah para capres dan cawapres.

Salah satu topik yang juga ramai diperbincangkan adalah terkait format acara yang resmi diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini. Beberapa pihak bahkan menganggap bahwa format acara debat ini berlangsung seperti Cerdas Cermat.

Baca Juga: Mulai Joker Sampai Godzila, Simak 10 Film Box Office Hollywood Bakal Rilis Tahun 2024

Untuk pilpres 2024, aturan debat tertuang dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilu 2024. Berdasarkan Pasal 50 PKPU Nomor 15 tahun 2023, debat Pilpres 2024 dilaksanakan sebanyak lima kali. Antarcalon Presiden sebanhyak 3 kali debat, dan antarcalon Wakil Presiden sebanyak 2 kali.

Sebagaimana diketahui, debat Pilpres 2024 telah digelar dua kali pada Desember 2023. Sebanyak dua kali akan diadakan Januari 2024. Satu kali kali pada Februari 2024. Soal tanggapan terhadap debat dengan menggunakan diksi mirip Cerdas Cermat, ternyata sudah pernah mencuat dan dilontarkan oleh sineas Garin Nugroho pada tahun 2014.

Baca Juga: Hari Pertama Perdagangan, ICDX Catat Transaksi Lebih Dari 29 Ribu Lot

Konteks tanggapan Garin Nugroho ini mengacu pada penyelenggaraan debat yang berlangsung pada 9 dan 22 Juni 2014. Tidak tanggung-tanggung Garin melontarkannya dalam format monolog di atas panggung di Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu 21 Juni 2014. Diiringi pergelaran musik dan lagu oleh beberapa musisi yang juga tampil di panggung itu, Garin menyampaikan acara itu layaknya campuran laga tinju dan cerdas cermat.

“Garin melukiskan kedua acara debat presiden itu seperti campuran suasana laga tinju dan acara televisi untuk pelajar SD dan SMA di masa lalu, Cerdas Cermat,” tulis J Osdar.

Wartawan harian Kompas ini pernah meliput aktivitas di istana dan menuliskan sisi lain yang ‘remeh-temeh’, yang kemudian dikumpulkan dalam tiga seri buku Sisi Lain Istana. “Ketika masuk ke panggung debat, para capres dan cawapres diiringi para pendukungnya seperti petinju berjalan ke ring laga,” tulis Osdar mengutip Garin Nugroho.

Baca Juga: Hafidh Asrom Kembali Jadi Anggota DPD RI

“Ketika sampai di arena debat, suasana yang ditampilkan oleh para moderator seperti acara Cerdas Cermat,” ujar Garin, disambut tepuk tangan dan gelak tawa hadirin.

Masih menurut Garin, sebaiknya tepuk tangan hadirin tidak perlu menunggu dipersilakan oleh moderator. Sebab hal ini mencerminkan demokrasi masih terlalu prosedural.

Dalam kesempatan manggung di Grand Indonesia tentang Pemilu Presiden 2014 itu, Garin berharap masa tersebut digunakan sebaik mungkin untuk pendidikan kewarganegaraan, pembangunan karakter bangsa, bukan hanya mengejar kekuasaan.

Baca Juga: Hari Ini, Waspada Hujan Petir Landa DIY

“Itu bisa dilakukan dengan menggunakan panggung-panggung atau posko-posko yang didirikan untuk diskusi dan latihan menciptakan karya-karya di bidang ekonomi kreatif,” kutip J Osdar.

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB