Krjogja.com - YOGYA - Ketua Pengurus Besar Nahdlathul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menemui Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Kepatihan, Senin (29/1/2024) pagi. Pertemuan tertutup dilaksanakan tak begitu lama, sekitar 45 menit di Gedong Wilis yang merupakan kantor Sultan.
Pertemuan tersebut membahas beberapa hal terkait Harlah NU ke-101 yang dipusatkan di Yogyakarta. Ketua PBNU secara khusus kulonuwun dan mengundang Sultan untuk hadir dalam rangkaian peringatan tersebut.
Usai pertemuan, kepada wartawan, KH Yahya Cholil Staquf juga menegaskan bahwa sejak awal PBNU menyatakan tidak terlibat dalam dukung-mendukung calon presiden dan calon wakil presiden pada kontestasi Pilpres 2024. Hal tersebut diungkapkan KH. Menurut Gus Yahya, para pengurus yang ikut dalam tim kampanye, wajib cuti dari kepengurusan.
Baca Juga: Menguat Potensi Perpecahan dan Konflik dalam Pemilu, Pemerhati Politik Ingatkan Keutuhan Bangsa
"PBNU sejak awal menyatakan kami tidak terlibat dalam dukung mendukung sebagai organisasi dan lembaga. Walaupun sebagian dari teman-teman pengurus dan aktivis kemudian ikut bahkan ada yang jadi tim kampanye resmi dan sebagainya, terhadap mereka PBNU memberlakukan kewajiban cuti dari kepengurusan," tegas Gus Yahya.
Gus Yahya menegaskan bahwa PBNU tetap dalam posisi netral dalam pemilu kali ini. Meski begitu, secara individu, PBNU mempersilahkan kadernya untuk terjun dan berkiprah dalam politik.
"Jadi PBNU tetap dalam posisi tidak terlibat dalam dukung mendukung kita akan berusaha menjalankan peran meniru Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, menjaga kebersamaan masyarakat. PBNU sudah menonaktifkan fungsionaris pengurus yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif (caleg) atau menjadi anggota tim sukses calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres), yang dituangkan dalam Surat Keputusan Nomor 285/PB.01/A.II.01.08/99/01/2024," tandasnya.
Baca Juga: Kebudayaan Jadi Semangat Wong Cilik Lakukan Perlawanan
Sementara terkait pertemuan dengan Sultan, Gus Yahya mengatakan bahwa NU secara khusus mengundang Sultan untuk hadir di kampus terpadu Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. NU akan meresmikan gedung baru yang lahannya merupakan pemberian dari Sultan, dengan status Sultan Ground.
"Akan dilakukan peresmian gedung UNU dan dimulainya bangunan gedung baru yang lahannya merupakan pemberian bantuan dari Ngarsa Dalem dan Alhamdulilah kegiatan studi sudah berjalan dengan baik. Diharapkan di masa depan UNU menjadi semacam percontohan bagi jaringan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama di seluruh Indonesia," pungkas Gus Yahya. (Fxh)